Langsung ke konten utama

Poetry ; Pensil Patah

Blog
hari ini aku terusik,
dengan kisah pensil-pensil.
mereka diraut menjadi runcing.
apabila salah dan tak sesuai,
dengan mudah kita hapus.
namun tulisan yang tampak,
bisa pudar dimakan waktu.
dan sedihnya dengan mudah,
mereka patah.. patah.. dan patah.
karena kita berhenti cari kualitas.
yak! berulang saja seperti itu...

semakin beredar pensil murah.
kulihat banyak yang patah.
karena pengguna hilang arah.
tak tau cara merawatnya.
mestinya dipupuk bagai tanaman,
dan tak lupa perlu disiram.
karena mereka berpikir,
yang penting aku memiliki
dan orang tau aku miliki.
sudah..
cukup..

pada akhir kisah ini,
memiliki memang baik,
tetapi memaksimalkan penggunaannya
akan jauh lebih baik. 
bukan menggampangkan,
seraya menyombongkan.
bahwa kamu lebih baik,
dibanding yang bahkan tak punya
atau hanya sekedar bergantung pinjaman.
bukan itu maksudku.
untukmu
untuk kita

Aku ikut bersedih atas salahnya penggunaan ijazah, di seluruh strata pendidikan. Yang membuat semakin tinggi pendidikan yang di ampuh satu individu, tidak membuat-nya benar-benar tersentuh. Menurutku, apalah arti pendidikan tinggi tetapi tidak mampu mengasah halus etika dan rasa. Apa kabar tujuan dari pendidikan itu sendiri? kalau hanya gelarkita buahkan kesombongan dan ilmu yang didapat hanya diperuntukkan bagi sebagian orang, guru kita pun akan menangis tanpa air mata atas hal itu. 
Rantau, 23 April 2020






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Apa Kata Allah Maha Perencana Terbaik

Beberapa waktu ini lagi sering berada di situasi yang buat aku berpikir, wah memang Allah Maha Perencana terbaik. Banyak hal yang tidak disangka-sangka terjadi. Sebenarnya kalau menoleh ke belakang, semestinya aku lebih menyadari bahwa apa yang telah aku lalui itu merupakan pertanda dari Allah bahwa ini nih jalan takdir yang sudah aku buatkan untukmu dan untuk mereka bahkan sudah Ia tuliskan sebelum bumi tercipta. MasyaAllah banget ga sih. Sesederhana aku lagi kepikiran pengen sesuatu, tidak lama aku mendapatkan hal itu. Rizqi yang menjadi takdirku. Sebagai contoh hal besar yang bener2 membuat aku merasa “wah ini sih memang Allah’s plan”, aku yang memimpikan UGM pada akhirnya melanjutkan sekolah di UB. Aku yang ingin kerja di korporat padahal sudah sengaja ngambil sekolah bisnis, ternyata Allah kasih kesempatan mengabdi untuk negeri. Wah ini sih, kalau Allah kasih aku takdir yang lain.. belum tentu aku mampu dan belum tentu aku dapat pahala. Sedangkan tujuan yang aku cari dalam hidup i...

Pesan untuk Adik

Apabila pesan yang telah disampaikan kemarin-kemarin tidak sampai ke hati adik, semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat yang dapat dibaca berulang hingga pesannya sampai ke hati di kala adik lelah dan hilang arah. Dari dulu sampai sekarang masih sama, aku berpikiran bahwa kita sama-sama belajar bukan berarti aku yang lebih dulu lahir itu cerdas dan paling tahu dalam segala hal. Hanya kebetulan tahu lebih dahulu beberapa hal. Bolehkah harapan aku dan mereka yang menyayangimu, kami harap kamu menjalani hidup yang lebih baik (?) kalau kata ibu, keluarga tidak boleh dan tidak semestinya menjerumuskan.   Entah disadari atatu tidak, entah diingat atau tidak, pengalaman perjalanan melihat keindahan kota dengan suguhan kehidupan masyarakat atau taman kota itu punya maksud. Harapannya hati adik lebih lembut dan pemikiran adik lebih terbuka. Bahwa hidup itu indah. Dan untuk setiap sharing pengalaman yang disampaikan ada maksud untuk adik menjadi yang lebih baik. Yang pasti lebih baik dar...