Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Abah ; Selalu Menjadi Superhero-ku

Kalau Superhero bisa terbang, ya pasti abah ku tidak. Superhero pakai baju yang dilengkapi dengan senjata, ya tentu abah ku tidak punya baju seperti itu. Tetapi dia selalu menjadi superhero bagiku dan keluargaku. Apa ya rasanya hidup di tengah perempuan-perempuan dengan berbeda karakter? Haha mimpi apa si abah di karuniai tiga anak perempuan. Apalagi satu perempuan yang ini, kelakuannya suka out of the box (read : abah mamah know this poin very well hhe) . Postingan apresiasi ini ditulis setelah dapat pesan bahwa abah minta ucapkan ulang tahun. Tumben sekali abahku meminta ini, padahal keluargaku dari dulu bukan typical peduli dengan ucapan selamat apalagi perayaan ulang tahun. Itu kenapa aku juga kurang peduli dengan ulang tahunku, semua hari bagiku sama. Sama-sama harus disyukuri kalau kata abah . Aku memanggilnya abah. Terima kasih untuk abah. Aku tau tak mudah jadi abah. Yang pasti bekerja tak kenal lelah. Demi kehidupan anak-anak yang terarah.. Terima kasih sudah

Gedebuk-Buk-Bruk AMBRUK!

Beberapa hari terakhir membenamkan diri bersama orang-orang proyek untuk mengantar tidur dan menyongsong hari esok-ku. Bukan orang-orang proyek beneran ya, melainkan novel orang-orang proyek karangannya Ahmad Tohari. Berhasil menyentil, menohok, dan bahkan menampar saking cerita yang disuguhkan seakan nyata. Bukan seakan lagi, memang nyata . Setiap mendengar kata "proyek", khususnya terkait infrastruktur. Aku sebagai orang awam membayangkan, "wah..bakal ada pembangunan nih" atau "waa senangnya bakal ada perbaikan jalan/gedung/bangunan ...". Iya memang benar ada pembangunan atau perbaikan, tetapi yang aku sayangkan banyak proyek-proyek yang diselenggarakan pemerintah dipegang oleh oknum-oknum nakal. Aku menyebutnya oknum ya, karena aku yakin pasti ada yang baik diantara yang kurang baik. Tidak sesuainya antara penganggaran-realisasi-pelaporan akibat banyak proyek yang dikerjakan bukan oleh pemenang tender, yang akhirnya dikerjakan oleh pihak kedua dima

Sakit Maag Ala Aku; Bengek

Kutipan dari halaman Wikipedia, " Maag  atau radang  lambung  atau tukak  lambung  adalah gejala  penyakit  yang menyerang  lambung  dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada  lambung  yang menyebabkan  sakit , mulas, dan perih pada perut."  Maag... Siapa sih yang ga tau maag? Aku yakin ini penyakit yang ga asing di telinga kita, disamping demam, batuk, pilek, dan diare. Jadi intinya sakit ini adalah sakit ya yang lumrah terjadi pada manusia. Kalau dahulu aku tau-nya, maag ya karena ga teratur makannya dan pada akhirnya menyebabkan lambung terluka dengan implikasi akhir mual dan perutnya sakit. Yha sesederhana itu pemikiranku. Sampai akhirnya aku terserang sakit ini. Gaya hidup ku selama tinggal di rumah, super teratur, dan tentu saja tanpa tekanan atuh. Secara kehidupanku di umur sekolah ya gitu-gitu aja, hidup nyaman dengan makan teratur dirumah dan kalau sedang masa-masa ujian pun aku biasa aja. you know lah aku penganut well prepared (dulu). Berlanjut ke bangku per

Sudah Cinta / Bijak atas Hidup?

Hidup itu pilihan, aku dan kamu mau jadi lebih baik atau tidakpun ya sebenarnya kembali ke diri kita. Bagiku, tak elok rasanya kalau kita punya pilihan dan kita tidak memilih menjadi baik. Kata kita, kita sudah cintai diri tetapi pada nyatanya kita tidak benar-benar berlaku bijak. Kata Cinta menjadi tameng yang tebal sehingga kebijaksanaan di nomor sekian kan. Diri Kita Sendiri . Menelaah diri dari pemikiran kita, rohani, dan jasmani kita. Dari yang ku baca dan setelah aku dalami lebih dalam. Memberi makan otak, memenuhi kebutuhan rohani, dan mengolah fisik adalah satu kesatuan yang luar biasa perlu untuk dipenuhi. Tetapi please jangan setengah-setengah, apalagi hanya untuk kebutuhan konten semata. Aku banyak menemui fenomena unik, entah apa yang harus aku sebutkan untuk ini. Paling aku cuman “hm... yha ni orang :’)”. Ikut sekali kegiatan majelis mingguan atau olahraga, langsung di   dokumentasi dan tak lupa klik tombol posting di sosial media dengan rangkaian kata sebagai pe

Ikun, Kamu Pikun!

Setelah hampir satu tahun bekerja, aku tak hentinya membuka mata dan telinga. Jujur rasanya ku ingin mengatakan sumpah serapah untuk situasi yang diluar dari alur yang benar. Bekerja di instansi pemerintah, awalnya tidak membuat ku bahagia. Pemikiranku tentang birokrasi semuanya benar, karena sekarang aku terjun langsung dan dapat merasakan. Hingga berjalannya waktu, pekerjaan ini membuat ku tersentil, apa aku tega uang pajak masyarakat tidak dimanfaatkan dengan baik. Jahat sekali aku menjadi pembiar yang lebih mementingkan ego ku. Sedangkan aku dibesarkan dari uang hasil pekerjaan sebagai abdi negara. Kadang bingung sama orang-orang birokrat, bersikap congkak seakan mereka benar. Iya benar untuk bertindak seenaknya karena mereka berseragam, sedangkan masyarakat khususnya yang bahkan tak punya sepatu bukanlah apa dibanding mereka. Malu ga sih pakai mobil dinas diluar jam kerja buat keperluan pribadi, Malu ga sih memaksa untuk mendampatkan pelayanan lebih cepat tanpa mau menunggu

Poetry : (biarkan) Aku Menjadi Sederhana

Lama sekali tidak benar-benar. Menatap keluar dan bertanya. “Bagaimana kabar kehidupan?.” Kehidupan yang dijalani diluar kehidupan yang ku jalani. Aku jadi malu karena tak menyempatkan diri lagi, terlalu sibuk atas duniaku. Seringnya menyibukkan dengan hal-hal yang tidak mengingatkanku atas kabar yang lain Seperti seharian menatap laptop lebih lama, menatap kertas-kertas lebih lama, Yang bahkan mereka tak bernyawa. Dari ini, hari dan detik ini. Aku akan menepati janji diri. Berjalan mengitari sudut kota. Sekedar menengok kokoh nya bangunan, tersenyum melihat keramaian, berbincang kehidupan dengan orang asing,  atau sekedar duduk santai di taman kota  sembari melihat kebahagiaan anak-anak yang sedang menikmati dunianya. Meskipun dunia akan gila dengan ide yang disebut nyentrik itu. Biarkan aku menjadi sederhana. Menemukan senang dan sedikit pelipur lara. Kandangan, 12 Desember 2019

Wanita Itu..

Dari dulu sampai sekarang, wanita itu selalu mempu membuat ku menatap kagum. Dia adalah mamahku.. Mamah yang tidak gemar berbelanja pakaian ataupun make up. Padahal beliau adalah wanita karir yang tidak terkungkung tinggal dalam rumah dan pergi ke pasar. Iya, mamah sama seperti kita ; melihat perubahan dan perkembangan dunia. Namun hal itu tidak membuat beliau tanpa berpikir dua dan tiga kali langsung ikut terjun dalam perubahan. Itu mengapa aku sebagai anaknya tidak terpengaruh lingkungan yang beramai-ramai para perempuannya mengejar sebutan “cantik”. Mamah ku benar-benar sederhana. Makeup saja tidak, apalagi ke salon. Jangan kalian harap.   Mamah ku ya sesederhana yang bisa kalian bayangkan. Bukan ibu sosial media, ataupun ibu arisan puluhan juta. Kalau kata mamah ku, “Mamah tuh ya biasa-biasa aja, yang penting anak mamah gak biasa-biasa aja.” Mamah akan melakukan apapun untuk anak-anaknya, tidak peduli akan bajunya yag mungkin itu-itu saja, atau kulitnya yang butuh perawat