Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

reminder!!!

  rasa-rasanya kita memang ga pernah tenang ya. pandemi belum berakhir, e heboh demo besar-besaran terkait pengesahan uu omnibuslaw, belum jelas nih tanggapan yang berwenang atas demo kemarin.. langsung beritanya skip dan hening beralih ke hebohnya penangkapan pejabat pemerintah atas kasus korupsi.  saya sebagai bagian dari masyarakat, merasa teriris hatinya melihat dan mendengar segala macam kejahatan yang dilakukan. saya sebagai bagian dari pemerintah, merasa malu karena yang duduk di pucuk kepemimpinan ternyata tidak mampu memberikan tauladan tp tetap memaksakan untuk menggenggam erat jabatannya. saya sebagai manusia yang beragama, merasa iba atas segala perilaku zalim ini.  jadi ingat sebuah pesan, iya mungkin kita berada di posisi yang tidak sepenuhnya kita inginkan karena kita kalah dengan realita. tetapi percayalah kita akan menang, pilihannya semisal emang kita ga mampu memukul lawan mari kita gabung dan membawa value kita ke tim lawan. we never really be a loser! kita boleh ma

babak baru makna "sederhana"

tahun lalu aku menulis sebuh puisi tentang kesederhanaan, tahun ini aku mencoba sedikit melangkah untuk lebih memahami kesederhanaan melalui kesimpulan hasil dari perjalananku di tahun ini. semoga tahun depan bisa naik kelas dan memaknai dengan cara yang jauh lebih besar dari yang tahun ini aku lakukan. sederhana bahkan jauh lebih mudah karena kita tidak terlalu banyak punya keinginan. kata cukup adalah pilihan yang kita pilih untuk menjadi tenang. rasanya kemarin masih sibuk melihat latar belakang teman, pencapaian teman, barang apa yang dimiliki teman, sampai mantengin postingan kehidupan teman. jadi ingat mamah berkata, jangan terlalu jelas melihat orang lain karena kita tidak benar-benar butuh tau semua itu. kita hanya akan mempertanggungjawabkan diri kita, tak peduli orang lain bagaimana. bahkan yang menyenangkannya, kehidupan ini tentang apa yang kita telah berikan bukan tentang apa yang kita dapatkan. sederhana dan menenangkan. ketakutan terbesar aku adalah menjadi nyaman, apala

i believe with You

IBWY.. A word that always remind me about You. Dear, Ya Rabb rasanya setenang itu mengetahui bahwa aku ga pernah benar-benar sendiri, senyaman itu atas apapun yang terjadi pasti ada begitu banyak hal baik dibaliknya. hari ini dan seterusnya semoga syukur dan maklum ku jauh ditambahkan dan dilapangkan. ingin perbanyak senyum dan menguatkan hati, pikiran, dan langkah agar tak henti berharap, iya hanya berharap padaMu. karena ya kami hadir sebagai hamba dan kembali sebagai hamba yang Alhamdulillah diberi tambahan peran di dunia untuk dapat lebih bermakna. MasyaAllah Tabarakallah. anyway i imagine to have a spiritual journey there really soon, on your Home. Amin Allahuma Amin Banjarbaru, 29 November 2020

September Comes

Postingan kali ini tentang harapan yang disusun melalui khayalan. September benar-benar datang dengan suasana yang syahdu diiringi dengan cuaca yang tidak se-panas sebelumnya. Ku ucapkan terima kasih pada Agustus yang berlalu bersama dengan pengalaman yang menantang. Wah kapan lagi berkesempatan memegang memastikan sinkronisasi program dan penganggaran sembari tetap disibukkan dengan perencanaan sumber daya manusia yang menjadi fokus utama ku. Menarik. Dari hari ini aku ingin hari besok dan seterusnya untuk tetap menjadi si tenang, melebarkan maklum, dan tetap tersenyum meski aku ingin menangis. Dunia ga mesti tau aku babak belur kan? haha terngiang-ngiang kalimat ini yang pernah lewat di timeline akun sosial mediaku beberapa tahun yang lalu.  Harapan. Aku si pandai mengkhayal, karena aku yakin bahwa tidak menyenangkan kehidupan ini tanpa terbentuknya harapan. Nulis ini sambil ngebayangin kesempatan untuk liburan datang lebih cepat. Wah takkan terlewatkan, menikmati kehidupan masyaraka

"Ga Apa, Nay"

beberapa waktu terakhir rasanya sulit mengungkapkan rasa dan pemikiran. Kalau ga bener-bener sedih banget, ga keluar apa yang ada dalam diri. Wah ga baik sih ini, yang pasti karena ketidakfokusan ini akhirnya aku merindukan yoga seminggu empat kali.. membaca sebelum tidur.. dan menulis di blog secara produktif.. atau berbincang dengan teman-teman ngebahas case apapun yang lagi hype ditengah masyarakat. intinya pengen bilang ke diri, "Ga Apa, Nay" untuk semua yang ada di rasa dan pemikiranmu. Soalnya kadang suka nge- blame diri. hehe tulisan ini akan jadi pengingat bahwa aku perlu lebih banyak akur sama diri sendiri. Pada Intinya untuk selanjutnya, yaaaaaaaaaaaaa............... ga apa kalau kamu tidak selalu melakukan hal-hal itu, kamu dapat kembali ke rutinitas itu kalau kamu rasa itu yang memang kamu butuhkan. ga apa kalau kamu menolak atau membatalkan sesuatu, tetapi jangan lupa dengan cara yang baik ya. ga apa kalau kamu mengeluh, tetapi pastikan abis itu langsung bangkit

Selamat Jalan Profesor

"Selamat Jalan Profesor" ucap Rektor Universitas Brawijaya menutup pesan terakhir pada sesi upacara pelepasan Papa. Papa. Iya Papa. Aku dan teman-teman seangkatanku kompak memanggil beliau dengan sebutan "Papa".  Kembali kehilangan sosok panutan rasanya seperti tamparan. Kejam ya? Soalnya jujur rasanya sakit. Tetapi, ya itulah cara Allah menyayangi hambanya. MasyaAllah.. Berkali-kali aku sering menyebutkan Papa di beberapa tulisanku, betapa aku mengagumi beliau sebagai seorang guru yang luar biasa dalam kehidupan dan bidang akademisi untukku. Kini aku mana bisa memenuhi harapan ku untuk berjumpa dengan beliau ketika aku sudah sukses nantinya apalagi berbincang tentang apa yang aku lalui dan atau membahas tentang perekonomian negara serta perekonomian di daerahku versi sudut pandang seorang birokrat. Benar-benar waktu berlalu dengan cepat, orang-orang hadir dan pergi, namun memori akan selalu dibawa dalam hati. Terima kasih untuk memori baik, Prof. Pesan terakhir dar

Apa Kabar, Baik?

Kalau udah nanyain kabar begini, berasa udah lama banget ga jumpa. Entah sekedar bertukar sapa apalagi senyum. Et et et padahal ke blog ini bukan ke manusia tetapi rasanya serindu itu nge- journalling disini.  Bener-bener udah hampir sebulan aja ga nulis disini, rasanya terlalu banyak yang ingin ditulis sampai sebingung itu mau mulai dan menyoroti dari yang mana. Dan kalau sudah sampai bisa kembali memposting begini, berarti ya ini sudah ga ada lagi tempat tersalurkan emosi terbaik selain disini.  hari ini rasanya ingin melepas semua keraguan, kecemasan, hingga rasa takut. sudah cukup kemarin bungkam sendiri. sambil berharap detik ini dan hari esok tulisan ini akan menjadi kekuatan bagiku.  sebenarnya benci berkata kalau aku juga kadang hampir merasa tidak sanggup mengetahui kalau orang disekitar ku telah tiada, mendengar orang terdekat ku sedang sakit, atau mengerjakan semua deadline yang datang bertubi-tubi tanpa ampun itu sendiri.  sebenarnya benci berkata bahwa aku tahu banyak, hi

Heran dan Sedih Bersamaan

tepat di bulan Maret lalu, aku membuat postingan tentang keadilan. "kalau kita ngerasa ga dapat keadilan, semoga kita tetap berusaha memberikan keadilan buat orang lain" ujarku. setakut itu kalau orang-orang baik berubah karena mereka ga dapatin hak nya akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab. aku yakin orang terdahulu menggeleng-geleng sambil elus dada kali ya melihat dunia sekarang.  budaya sebagai nilai-nilai yang ada dalam perilaku masyarakat dan hukum yang dijadikan kendali atas berperilaku rasanya kenapa makin kesini makin bobrok. kalau kemarin aku menangis dikarenakan kebohongan seorang anak yang awalnya merasa bersalah tapi entah apa kata bapaknya, sampai dia menyerangku balik. hm mungkin itu takdir ku hingga dipertemukan dengan bapak dan anak itu. kata masyarakat setempat di wilayah ini, memang sulit untuk orang menuntut hak-nya meski kamu benar disini. pada saat mendengar itu, pikiran ku langsung melayang dan hati ku rasanya sakit. sungguh prihatin deng

Pengaruh Wanita di Hidupku

cerita ini akan menyoroti banyak hal tentang para wanita. tanpa mengurangi rasa hormat ku pada figur  lelaki. lelaki yang diwakilkan pada raga seorang ayah. ku rasa aku belum mampu memahami seribu satu macam pemikiran mereka. tanpa bermaksud menganak-tirikan. tenang mereka punya ruang tersendiri di sudut pemikiran ku, yang pastinya tetap luar biasa. sama-sama spesial namun ya berbeda dengan para wanita. tulisan ini terinspirasi dengan kehidupan setahun terakhir ini yang membawa ku bertemu dengan banyak para wanita di berbagai macam lingkungan. setelah aku renungkan kembali, ternyata pertemuanku dengan banyak wanita ini membuka memori-memori ku yang dulu. sejauh kaki ku melangkah, aku semakin meyakini bahwa bener sepertiya lingkungan berpengaruh besar terhadap karakter dan pengambilan keputusan yang diri kita ambil. terutama bagi ku, diri ku, dan tentang aku. dikelilingi mereka; ibuku, pengasuhku, tante-tanteku, rekan kerja ku, sampai dengan  public figure  yang sering aku tonton di

Kabar-Kabar Efek Samping Racun Pandemi

racun  adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian (Wikipedia, 2006).  sudah jalan sekitar tiga bulan pandemi ini muncul di permukaan. meski sampai sekarang, tidak ada yang mengeluarkan pernyataan kapan pastinya masuk ke Indonesia. racun pandemi, kenapa ada kata racun? yap karena pandemi ini bener-bener berhasil masuk secara definisi dapat mengganggu kesehatan. yap. terkategori penyakit. yap. akibatkan kematian. yap. hehe tetapi dia bukan zat sih atau senyawa. any idea for what should i calling it? pada kesempatan ini, tidak akan berpendapat efek samping secara fisiologis. takut salah, nanti jatuhnya sesat haha lebih tepatnya ilmuku ga sampai sana sih sebenernya. aku lebih senang menyoroti dari sisi psikologis. normal sih apa yang terjadi di masyarakat atas pandemi ini, entah rasa takut dan rasa panik yang dirasakan. wah namun ada satu yang bikin geleng-

Poetry; antara

hidup di antara iya atau tidak benar atau salah ambisi atau cinta bahkan tentang nyawa kehidupan atau kematian apa yang perlu ditakutkan karena hanya ada satu pilihan harus berani dan menang bukan jadi pecundang atau kepala batu yang terlalu paksakan selamat berjalan di jalan pilihan dengan penuh senyuman Banjarbaru, 24 Mei 2020

Gang Arjuna 2000an

sebenarnya panggilannya bukan gang di komplek kami, namanya jalan. karena pas nulis judul, aku keingat "gang kelinci'. hehe jadilah judulnya "gang arjuna". kenapa 2000an? bukan 3000an? hahaha ini tentang cerita di tahun tersebut. lagi pengen menoleh cerita tentang kehidupanku di ruang dan waktu ini. belakangan ini aku merasa sedih, dikarenakan tetangga yang sudah puluhan tahun hidup berdampingan dengan rumah orang tua ku pindah. meski satu kota ga nyampai satu jam ke rumahnya, ya tetep aja sedih. mungkin karena terbiasa ngobrol bareng kali ya. mana kami dari kecil zaman masih sekolah selalu bareng, entah sekedar main disekitaran komplek,ngaji, les bahasa inggris, terawih, jalan santai,  ikut lomba pada saat perayaan kemerdekaan di lapangan komplek, bahkan meski sudah dewasa.. kami berjodoh untuk melanjutkan studi kuliah di kota yang sama. terima kasih untuk rumah uti, yaitu rumah nenek mereka. rumah uti selalu jadi tempat persinggahanku hampir tiap bulan pas diawal

dari Nunay untuk Nanuyku

Sahabatku, Saudaraku, Febry Rosaliana.. sampai detik aku menulis ini, aku tak berhenti merasa sesak di hatiku. aku merasa menjadi orang yang tolol dan sahabat yang sangat tidak berguna. iya kehilangan seseorang memang selalu jadi mimpi buruk rasanya. maafkan aku yaAllah.. rasanya persis sama ketika aku kehilangan seorang adik. lemes ga tau harus ngomong apa ga tau harus ngapain. kemarin malam saat aku tidur terlelap, ternyata sahabatku dipanggil oleh Yang Kuasa. tolol sekali aku! bahkan aku tak tau kalau dia sakit.  sudah dua minggu. astaghfirullahaladzim. padahal dia sudah bilang dia sakit di grup dan tololnya aku, aku ga menyadari ada pesan itu. aku sedih teramat sedih atas ketololan ku! aku berduka mendalam atas kehilangan raga dari figur sahabat yang baik yang begitu luar biasa di dunia yang keras ini, namun aku percaya kita akan bertemu di jannah nanti Na, wahai perempuan baik kesayanganku. tulisan ini akan menjadi pengingatku, bahwa aku sebagai teman.. sahabat.. saudara..

Poetry ; Pensil Patah

hari ini aku terusik, dengan kisah pensil-pensil. mereka diraut menjadi runcing. apabila salah dan tak sesuai, dengan mudah kita hapus. namun tulisan yang tampak, bisa pudar dimakan waktu. dan sedihnya dengan mudah, mereka patah.. patah.. dan patah. karena kita berhenti cari kualitas. yak! berulang saja seperti itu... semakin beredar pensil murah. kulihat banyak yang patah. karena pengguna hilang arah. tak tau cara merawatnya. mestinya dipupuk bagai tanaman, dan tak lupa perlu disiram. karena mereka berpikir, yang penting aku memiliki dan orang tau aku miliki. sudah.. cukup.. pada akhir kisah ini, memiliki memang baik, tetapi memaksimalkan penggunaannya akan jauh lebih baik.  bukan menggampangkan, seraya menyombongkan. bahwa kamu lebih baik, dibanding yang bahkan tak punya atau hanya sekedar bergantung pinjaman. bukan itu maksudku. untukmu untuk kita Aku ikut bersedih atas salahnya penggunaan ijazah, di seluru

Rindu Bumi Seperti Biasanya

Sudah satu bulan belakangan ini semua orang satu suara menggaungkan bumi sedang tidak baik-baik saja. Rasanya pengen banyak minta maaf, selama tinggal di bumi masih banyak melakukan kesalahan. Disengaja ataupun tidak tetep sama. Masih banyak tindakan yang merusak. Memang aku. Memang Kita. Sama-sama tidak tahu diri. Hari ini dengan cerita ini akan menjadi sejarah untuk masa depan. Kalian perlu tahu, bahwa di masa ini kami tidak hanya berperang melawan virus yang super kecil dan tak kasat mata namun juga keegoan yang ada dalam diri kami. Kami iya kami, seluruh penduduk bumi. Jujur dari aku sebagai orang yang mengamati kasus ini dari awal mula di Wuhan, China. Aku sempat berdiskusi panjang dengan rekan kerjaku, berbagai teori konspirasi membumbui diskusi kami. Entah kenapa pada saat itu belum sama sekali terpikir virus ini akan menyebar kemana-mana, apalagi sampai ke provinsi kecil kami. Awal mula kasus di Jakarta, menjadi tamparan bagi negaraku. Mestinya seperti itu. Tetapi sepertinya

Poetry : Janji dan Langit

(Banjarbaru, 29 Maret 2020) langit dan seluruh janji kita selamat datang wahai minoritas di kehidupan kaum mayoritas tidak ada yang mudah untukmu dan untukku bisik langit, biarkan sajalah mereka mulailah dari kamu kepakkan sayap membawa janji ke tujuannya yaitu langit meski janji mereka hanya dijadikan sebagai objek bahan bakar persekongkolan selamatkan kehidupan melupakan langit yang bersedih dengan buminya terus menambah ketamakan gunakan cambuk mencambuk liar semua janji hingga jadi debu kamu akan saya habisi, kalau berani melawan. kamu akan saya pecat, kalau berani bersuara. dan kamu akan disayangi, asal ingin berjanji berjalan dan saling menggenggam. memang menggelitik lucu sekaligus seram mengerikan. jangan sampai.. jangan sampai.. jangan.

Tidak Ada Yang Salah Dari Pekerjaan (Khususnya PunyaKu)

Ada ga sih orang kayak aku, suka sama semua profesi maka dari itu aku sangat mengapresiasi orang-orang dengan profesi nya masing-masing. Aku masih sama dari dahulu sampai sekarang, ingin mengabdi untuk negeri. Dari kecil di kasih cerita tentang sejarah negara, segregetan itu pengen ikut perjuangin negara ini. Fokusnya dulu karena pengen jadi wanita karir yang kerja di perusahaan entah BUMN atau perusahaan internasional, ya mengabdi untuk negeri melalui partisipasi kegiatan sosial. Sama halnya seperti yang aku lakukan di masa perkuliahan. Ternyata Allah SWT berikan jalan yang sangat berbeda dengan rencana ku. Awalnya sesedih itu karena merasa ini jauh dari keinginanku. Tinggal di kota ini tidak pernah terbesit dalam rencana dari jenjang menengah atas apalagi masa perkuliahan dulu. Pernah sih dulu nyeletuk waktu sekolah dasar kalau pengen jadi bupati. Karena ngerasa ini kabupaten perlu dibenahi. Ternyata omongan yang bahkan aku sudah lama lupakan itulah yang dijabah oleh Allah

Belajar dari Maret

Belajar..belajar..dan belajar. Sering kali aku bicara pada diri untuk tetap menjadi haus akan pembelajaran. Semakin kesini, aku beranggapan bahwa belajar itu akan ku lakukan selamanya sampai aku menghembuskan nafas terakhir nanti. Maret. Awal maret empat tahun yang lalu, aku menangis di ruang UGD RSSA Malang dan melalui operasi pertama kali dalam hidupku. Pertengahan maret dua tahun yang lalu, aku bertemu teman-teman yang begitu spesial untukku. Melihat mereka begitu antusius memperkenalkan bahasa isyarat yang menjadi bagian dalam diri mereka dan adek-adek yang dengan suka cita nya mempersembahkan penampilan terbaik untuk kami. Kalian selalu berhasil buatku bangga sekaligus iri. Masih dengan perasaan yang sama seperti waktu itu, selamat untuk membuatku menjadi sayang. Dengan tulisan ini ingin mengabarkan kabar Maret 2020. Bulan yang luar biasa, dari kesempatan untuk stay dua minggu di Jakarta setelah sekitar belasan tahun hanya melihat kota ini dari media elektronik, ceta

Poetry ; Cinta (Versi Ku)

aku melihat cinta dibawah sudut mata itu dia mengalir begitu saja aku mendengar cinta suaranya terdengar keras namun tak yakin terucap karena hatinya yang terisak aku merasakan cinta dalam dekapan menenangkan derap langkah penuh energi selalu berhasil hilangkan resah hati menuju satu tujuan yang pasti yang tak akan khianati diri ini karena bagiNya janji tetaplah janji tanpa pamrih memberi semua harap ini tinggal kita yang ternyata mesti tau diri memberi jeda tuk memahami makna cinta sejati Mekkah, 7 Februari 2020 tepat setahun yang lalu aku bilang aku rindu tempat ini, kali ini aku akan bilang aku semakin merindukannya.

Perkumpulan ; Senang Yoga Tapin

Yoga.. Yoga.. dan Yoga.. Aku janji nulis ini ke seseorang. Karena  janji itu hutang dan aku ga mau berhutang. Jadilah tulisan ini. Ngomong-ngomong tentang yoga, aku pribadi ga pernah kepikiran untuk menjadikan olahraga ini sebagai pilihan untuk jadi rutinitasku. Sebelumnya sering dengar di media tetapi memang lingkunganku selagi sekolah dan kuliah emang benar-benar ga ada yang ikutan kelas yoga. Jadi aku juga ga yang nyari tahu berlebih. Pokoknya aku mikir awalnya, owalah ini olahraga yang cocok buat meditasi dan bikin tenang. udah gitu aja. Cerita tentang yoga menjadi bagian dari hari-hariku bermula dari sepupuku yang ikut yoga dan ngajakin aku karena mentornya memang masih terhitung tante kami. Disisi lain, kehidupan sehari-hari ku rasanya monoton aja. Kerja-Istirahat di rumah- Kerja- Istirahat di rumah - (berulang), meskipun terkadang diisi dengan ngobrol di teman makan bareng sejawat, akhir pekan balik ke rumah di Banjarbaru atau ikut bimbingan dan bahkan kadang aku

Sambut Tahun Baru ((Lagi))

Biarkan aku sambut tahun ini dengan dekapan kata penenang dari aku yang belajar banyak di tahun kemarin, tahun depan dan untuk tahun-tahun selanjutnya aku ingin bertekad untuk lebih banyak   meninggalkan jejak untuk masa depan, entah tentang memori gagal, patah, tumbuh, bertahan, dan bahkan kegundahan. Iya ternyata aku hanya manusia biasa yang takut nantinya lupa dan atau lebih menyedihkan lagi tak berdaya. Selamat menjalani hari, menjemput pagi bukan dengan sembunyi dan tidak lupa menutup hari dengan doa syukur atas hari yang dilalui. Lakukan yang terbaik untuk setiap apa yang kita kerjakan di bidang kita. Aku yakin semua yang sepenuh hati pasti akan sampai ke hati yang lain. Berharap tulisan-tulisan ini bisa menjadi manfaat untuk diri-diri lain. Ini aku dengan ceritaku di tahun kemarin yang ku simpulkan dalam satu memori tulisan ; surat untuk diri . Diri Sendiri, Akan ada saatnya hati terluka, Tubuh sakit dipaksa bangun dan lari, Tangan gagal menggapai mimpi, Kaki