Langsung ke konten utama

Pertemuan Keenambelas : Mendigitalisasikan Buku

Resume ke : 16

Gelombang : 29

Tanggal 31 Juli 2023


Tema : Menulis Buku Cerita Digital

Narasumber :  Nur Dwi Yanti, M.Pd

Moderator : Raliyanti


Menulis buku cerita digital. Membaca kata digital, yang terbesit dala pikiran ku adalah flashback perkembangan zaman yang bergitu luar biasa. Aku ga pernah membayangkan bahwa kehidupan bergerak secepat itu. Buku cerita bukan barang yang asing bagiku. Kebetulan ibuku bekerja di Instansi yang mengakomodir urusan penunjang pemerintahan berupa perpustakaan dan kearsipan. Thats why dari kecil aku sudah membersamai buku-buku. Sebelum aku tidur, ibuku bercerita menggunakan media buku. MasyaAllah... alhamdulillah sekarang kita dengan tuntutan untuk paperless supaya lebih go green diberikan kemudahan dengan pilihan E-Book atau buku elektronik. Kita sekarang yang hidup ketergantungan dengan gadget sangat dimudahkan dengan fasilitas ini. Tinggal diakses dalam genggaman kita, ga perlu bawa-bawa buku. Namun tetap saja jujur aku lebih senang dengan buku secara fisik. 


Kembali ke topik, Narasumber mengawali materi dengan penjelasan apa itu E-Book atau buku elektronik, fungsinya, kelebihannya, dan aplikasi pembuat layanan terkait. Ada sharing pengantar dari Narasumber yang membuatku setuju sekali. Beginilah cara dunia literasi untuk tetap lestari, bahkan alhamdulillah-nya penerbit dapat menekan cost karena buku fisik banyak yang dialihkan menjadi buku elektronik. Hal ini akan menghemat ruang dan uang dalam percetakan dan perawatan. Berikut aplikasi pembuat layanan E-Book, yaitu : PDF ekstensi pdf, Google Docs ekstensi pdf/epub/word, Mobipocket ekstensi mobi, EPUBee dengan ekstensi PDF/ePUBee. Sebenarnya setelah ditelaah kembali, kegiatan mendigitalisasikan tulisan bukan hal yang asing bagi kita. Sering banget kita mem-pdf-kan tulisan kita atau mengupload tulisan ke dalam google docs. Sesederhana itu tetapi kita menyadarinya. MasyaAllah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...