Resume ke : 18
Gelombang : 29
Tanggal 4 Agustus 2023
Tema : Diksi sebagai Seni Bahasa
Narasumber : Maesaroh, M.Pd
Moderator : Widya Arema
Dari tanah seribu sungai ditemani keindahan alunan ayatNya yang hikmat sembari menunggu fajar membersamai. MasyaAllah selamat dan semangat pagi, Tuan dan Nyonya!
Pertemuan kali ini sunggu benar-benar indah, berasa terbuai dengan keindahan bahasa dan sastra. Moderator yang piawai dan Narasumber dengan julukan Queen of Diction yang sungguh sangat piawai. Semuanya diajak untuk berdansa dalam diksi oleh mereka.
Untaian kata kadang membuat kita terbang merotasi udara.
Seuntai kata, kadang membuat rona merah di wajah.
Seuntai kata kadang bisa membuat kita jatuh cinta.
Tapi..
Seuntai kata bisa juga membuat kita terpuruk jatuh tak berdaya (Widya Arema, 2023).
Seuntai kata, kadang membuat rona merah di wajah.
Seuntai kata kadang bisa membuat kita jatuh cinta.
Tapi..
Seuntai kata bisa juga membuat kita terpuruk jatuh tak berdaya (Widya Arema, 2023).
yaps benar-benar teringat petuah bahwasanya words means everything.. thats why we should be carefull with all of our words.
Moderator membagikan biodata narasumber melalui sebuah link yang terdapat poster yang penuh dengan senyum dan cinta. tertulis "be a strong wall in a hard times, and be a smiling sun in a good times" yang merupakan motto dari Narasumber. Tampak cocok sekali dengan bahasannya hari ini. Nama aslinya Maesaroh, M.Pd dengan nama pena Maydearly. Salam Literasi, Nyonya!
Nyonya Maydearly membuka materi dengan penjelasan mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan dari sebuah kata menjadi prosa yang melampaui bayu di udara. Diksi bak irama tanpa aroma, menjadi senyawa indah mempesona melengkapi rumpun kata dengan sejuta makna. Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya. Ahay... sungguh menarik hingga memikat hati materi kali ini. Aku aja dibuat tersenyum tidak menyangka sembari tersenyum atas narasi-narasi dari Narasumber.
Berikut jurus jitu dalam mengembangkan diksi yang menarik :
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.
Yang paling sulit dari menulis adalah memulai dari kata pertama/ awal paragraf. Dalam kesulitan itu, mari kita buat sederhana dengan melibatkan kelima panca indra yang ada di tubuh kita.
MasyaAllah materi yang sangat bergizi, ga berasa tulisan pada kesempatan ini panjang ya jadinya. Berasa pengen ditulis semua tetapi yha itu... namun tidak akan aku lakukan karena ini lah menulis versiku. Biarkan aku menjadi aku...
Komentar
Posting Komentar