Langsung ke konten utama

Pertemuan Ketujuh : Writer's Block sebagai pertanyaan untuk diri

Resume ke : 7

Gelombang : 29

Tanggal 10 Juli 2023


Tema : Writer's Block

Narasumber :  Ditta Widya Utami

Moderator : Ahmad Fatchudin


Aku Ingin Jadi Penulis

Oleh: Ahmad Fatch


Aku menulis di balik malam yang sunyi

Mengukir impian dalam kata-kata yang riang

Ku ingin menjadi penulis, menceritakan dunia

Menyampaikan pesan dengan karya


Dalam goresan pena, imajinasiku bermain

Menggelitik hati, memikat pikiran

Ku ingin menjadi penulis, merangkai cerita

Menghidupkan kata-kata, mempesona pembaca


Dalam setiap kalimat, aku temukan kekuatan

Menyentuh jiwa, memicu inspirasi

Ku ingin menjadi penulis, memancarkan cahaya

Melalui tulisan, membawa perubahan nyata


Kelas menulis hari ini dibuka dengan sebuah puisi indah penuh makna oleh Moderator. Puisi dengan diksi yang sederhana namun maksudnya ngena banget buat aku selaku pembaca. Berbicara tentang menulis, iya setuju bahwasanya tidak terlepan dengan writer's block. Writer's block adalah tema yang diangkat pada kesempatan ini dengan Narasumber yang tampaknya seumuran denganku kalau dilihat dari foto pada poster pertemuan ketujuh. Narasumber memulai materi dengan menjelaskan tentang "apa itu writer's block". Ia sampaikan, "meski mudah dan banyak orang yang bisa menulis, masalahnya ... terkadang para penulis itu terkena WB, alias writer's block, suatu kondisi dimana ide menulis seolah menguap, penulis mengalami pelambatan dalam menulis, serta berbagai kondisi lain yang membuat tulisan kita tak kunjung menemukan titik akhirnya alias tak selesai. Virus WB ini bisa menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan, bahkan bertahun-tahun". Omong-omong hal ini yang aku alami, thats why aku baru muncul lagi setelah 2 - 3 minggu di blog ini. Padahal yapp penulis sejati tak pernah mencari alasan tak bisa menulis. Astaghfirullah...


Selanjutnya narasumber melemparkan pertanyaan "Berapa lama kita bisa terserang WB?". Sama dengan jawabannya, jawaban paling tepat adalah kembali pada diri kita sendiri. Kemudian narasumber mengaktifkan fitur polling : pertanyaan dengan pilihan jawaban untuk dapat dijawab oleh para peserta.


Jawaban terbanyak adalah mencari referensi tambahan disusul dengan healing. Kalau aku lebih ke healing entah melalui ibadah atau pergi keluar sekedar ngeliatin jalan atau melakukan aktifitas fisik bahkan sekedar beberes rumah aja bikin mood ku baik.  Jujur aku kembali menulis lagi sekarang ini aku abis healing mandangin sawah tadi pagi lalu sesampai di rumah sibuk ngeberesin rumah. Alhamdulillah satu-dua pulau selesai, kini pulau ketiga yang aku selesaikan. And here i am, menjalani kehidupan dengan menuntut diri dengan sederhana berharap hasil yang maksimal karena ada komitmen dalam menjalaninya. At the end, writer's block bukan hal yang harus kita pelihara namun kita lawan dengan cara kita masing-masing. Bahkan writer's block yang terjadi pada kita bisa menjadi bahan tulisan kita, karena pastinya ada kisah didalamnya. MasyaAllah ada titik balik yang baru lagi yang Allah berikan untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik..






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...