Langsung ke konten utama

Pertemuan Kesepuluh : Belajar Menulis dari Prof

Resume ke : 10

Gelombang : 29

Tanggal 18 Juli 2023


Tema : Menulis Itu Mudah

Narasumber :  Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator : Yandri Novita Sari


Pertemuan kali ini, Moderator membuka dengan self-dialog. Ia yang bertanya dan ia juga yang menjawab. Sebagai pembaca, aku dapat banget sih maksud dari moderator. Bener yang dia sampaikan, menulis itu mudah. Buktinya tanpa kita sadari, kita bisa di tahap sekarang dan membuat sebuah resume ini menjadi penanda bahwa kita sudah menulis. 





Narasumber pada kesempatan kali ini adalah seorang Guru Besar sekaligus Profesor di salah satu kampus di Indonesia. MasyaAllah sehat selalu, Prof. Prof menyampaikan bahwa menulis itu mudah, hal ini bisa benar dan bisa tidak. Mudah bagi yang sudah terbiasa dan tidak bagi yang belum terbiasa. Lalu apa yang membuat menulis itu mudah? ada lima kunci ; tulislah apa yang diketahui, yakinkan dalam diri bahwa menulis itu memang mudah, menulislah sedikit demi sedikit, tulis apa yang ada di pikiran, dan jangan menulis sambil dibaca atau diedit. Untuk menulis apa yang ada di pikiran, beliau tekankan bahwa,"jangan pikir apa yang akan ditulis, pokoknya menulis saja." Selanjutnya untuk kunci kelima, "jadi kalau nulit itu fokus mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran, terus sja tulis. mengapa? menulis dan mengedit bersamaan itu membuat tulisan akan sulit selesai. jadi nulis itu ya nulis aja. ini yang akan membuat menulis menjadi mudah."


Ada hal yang paling aku highlight dari jawaban beliau ketika sesi tanya jawab. Beliau sampaikan bahwa keinginan menulis itu sudah ada sejak SMP dengan motivasi awal yaitu meniru karena kekaguman beliau pada Guru nya pada saat itu yang merupakan seorang penulis. Namun seiring waktu, motivasi menulis itu berubah. Beliau harus menulis karena butuh dana untuk dapat berkuliah. Tak pernah terbayangkan oleh beliau suatu hari nanti menjadi seorang Profesor padahal sebelumnya hampir tidak dapat melanjutkan kuliahnya. Dikarenakan menulis, beliau bisa seperti sekarang. beliau merasakan BERKAHNYA dan bersyukur atas hobi menulis yang ia miliki. MasyaAllah It's Allah's perfect plan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...