Langsung ke konten utama

Pertemuan kedelapan : Komitmen dalam Menulis

Resume ke : 8

Gelombang : 29

Tanggal 12 Juli 2023


Tema : Komitmen Menulis di Blog

Narasumber :  Dedi Dwitagama, M.Si

Moderator : Dail Ma'ruf



Jangan biarkan blog anda penuh sarang laba-laba. Blog udah benar-benar kayak rumah versi digital ya bagi para penulis. Kelas kali ini dibuka dengan kalimat yang membuat aku tersenyum. Kemudian Moderator memperkenalkan Narasumber yang ternyata adalah perantara bagi Om Jay untuk menyadarkan bahwa betapa guru itu wajib punya blog. Guru dari guru. MasyaAllah...

Pada awal materi dijelaskan tentang komitmen. Baru aja aku menulis kata komitmen pada tulisan sebelumnya, kini bertemu lagi dengan kalimat ini sebagai pembahasan. masyaAllah kata yang sungguh luar biasa sih buatku. Bagiku komitmen perlu untuk semua perbuatan yg dilakukan dalam tempo pendek dan panjang. Kalau versi narasumber komitmen itu untuk tempo panjang. Aku meyakin semua orang pasti punya penafsiran berbeda-beda namun sama tujuannya untuk mencapai sesuatu. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan manfaat dalam menulis sebagai bentuk interaksi. Moderator pun menambahkan yaitu interaksi dengan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. 

Pertemuan kali ini grup tidak dikunci seperti biasanya, sehingga peserta dapat langsung bertanya. Banyak yang bertanya tentang bagaimana untuk bisa komitmen,  menanggulangi rasa kurang percaya diri apabila tulisan kita sepi penulis, cara agar tulisan dikenal dan banyak yang komen cara menemukan judul yang menarik, dan pertanyaan lainnya yang hampir serupa. MasyaAllah dari pertanyaan-pertayaan tersebut tampak bahwa banyak teman-teman peserta yang terbaca sangat serius. Aku jadi malu sendiri, kalau ga serius nih jadinyaa. Bismillah semoga aku bisa komitmen dan istiqomah untuk hobi ku ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...