Langsung ke konten utama

Sudah Cinta / Bijak atas Hidup?


Hasil gambar untuk around people
Hidup itu pilihan, aku dan kamu mau jadi lebih baik atau tidakpun ya sebenarnya kembali ke diri kita. Bagiku, tak elok rasanya kalau kita punya pilihan dan kita tidak memilih menjadi baik. Kata kita, kita sudah cintai diri tetapi pada nyatanya kita tidak benar-benar berlaku bijak. Kata Cinta menjadi tameng yang tebal sehingga kebijaksanaan di nomor sekian kan.

Diri Kita Sendiri. Menelaah diri dari pemikiran kita, rohani, dan jasmani kita. Dari yang ku baca dan setelah aku dalami lebih dalam. Memberi makan otak, memenuhi kebutuhan rohani, dan mengolah fisik adalah satu kesatuan yang luar biasa perlu untuk dipenuhi. Tetapi please jangan setengah-setengah, apalagi hanya untuk kebutuhan konten semata. Aku banyak menemui fenomena unik, entah apa yang harus aku sebutkan untuk ini. Paling aku cuman “hm... yha ni orang :’)”. Ikut sekali kegiatan majelis mingguan atau olahraga, langsung di  dokumentasi dan tak lupa klik tombol posting di sosial media dengan rangkaian kata sebagai pemanis-nya. Rek, berhentilah memenuhi permintaan dunia atas citramu. Kamu tidak perlu membuktikan apapun, biar waktu dan tindakan mu yang berteriak se-kencangnya dan se-kuatnya. Yakinlah semesta tidak pernah tutup mata dan telinga atas manusia-manusia didalamnya.

Diri kita dan Mereka. Berkumpul dalam satu lingkungan menjadi satu kesatuan dalam hubungan. Menyoroti dunia perpacaran.. aku tidak menyalahkan untuk konsep ini meskipun aku sudah berhenti mengikat hubungan dengan konsep ini. Sedikit sharing waktu itu aku tertampar dengan kalimat, “kalau kamu mencintai orang lain (diluar tali keluarga) melebihi diri kamu, itu namanya nafsu”. Ya kan mau gimana pun, ke teman ke sahabat ke pacar akan berbeda perlakuannya karena otak kita ter-setting untuk sedikit membedakan tiap reaction yang keluar dari dalam diri kita atas mereka. Sehingga terkadang kita jadi kurang mengapresiasi diri, taetapi bukan berarti setiap apa yang kita lakukan selalu egois dalam hidup kita demi mereka. Tidak semua tetapi pasti ada dan kita pasti pernah lakukan hal yang sebenarnya sedikit di luar track kita tetapi tetap kita lakukan karena tameng c.i.n.t.a. Diri kita dan mereka, khususnya yang tali hubungannya cukup dekat. Cinta ada karena perasaan mengatakan ini nyaman akibat dari rasa “open” yang hadir. Iya, se-open minded itu. For me myself, yang namanya open minded itu bukan “kebarat-baratan” atau “gamasalah kalo agnostik”. Tetapi lebih ke bijaksana dalam menghargai setiap yang ada dalam diri, apapun itu. Aku sangat menyayangkan kalo kita mengaku “open” tetapi sewaktu ada orang di sekitar ke yang pengen tobat, atau menjadi religius, bahkan mau berobat dengan metode kepercayaan atau tradisional malah dikatain “apaantuh”, “itutuh gabener”. Seriusan itu ga ada bijaknya. Ego tingkat tinggi. Sotoy luar biasa. Kalau benar-benar cinta sesama ya kasihlah rasionalisasi bukannya blaming dan ngajak orang lain blaming. Stop it!

Pikirkan baik-baik sudah terjawabkah pertanyaan judul diatas, wes lakuin apa aja sih buar diri kamu sendiri sama orang sekitar. sudah cinta dengan bijak belum atas diri kita sendiri dan diri kita kepada mereka? 

dari aku yang banyak kurangnya dan bukan siapa-siapa tetapi tak henti ingin belajar.
Rantau. 11 Desember 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Highlight Pesan-Pesan

Minggu lalu melalui hari di kantor udah kayak roller coaster. Shock mengetahui bahwa anggaran belanja sedang tidak baik-baik saja. Namun ya itu.. semua hal dapat teratasi, ask Allah and try it maximally .. hmmm… aku mengawali minggu kemarin penuh dengan pesan. Dan pesan-pesan ini aku highlight karena berhasil mengingatkan dengan akhlak Rasulullah yang sudah sepatutnya kita tauladani. alhamdulillah ada pemimpin yg masih nge-reminder bawahannya jangan sibuk sama diri sendiri. Semoga pemimpin-pemimpin yang memperhatikan dan memang bekerja untuk membawa kebaikan selalu sehat dan lebih lagi berkontribusi. 1. Adab  Namanya juga bekerjaa, jadi semua pekerja terikat dengan yang namanya struktur. Beliau mengingatkan bahwasanya antara ilmu dan adab yg terpenting adab, ojo sombong! then he said .. mengenal tabiat seseorang dilihat ketika seseorang tersebut diberi jabatan dan kelebihan harta, mayoritas pada lupa dengan tugasnya. Namun dari hal itu akan tampaklah tabiat aslinya.  2. Belajar Belia

Perjalanan Menjadi Penulis ; Aku dan Mereka

Tidak pernah menyangka diberi kesempatan olehNya untuk menerbitkan sebuah buku. Prosesnya benar-benar mengalir begitu saja. Dari tawaran bergabung, menerima tantangan, menjalani rutinitas mengikuti kelas, membuat higlight poin dari setiap materi yang diberikan adalah hal baru yang menguji komitmen. Hingga akhirnya terkumpullah seluruh resume materi kelas sebagai komponen utama pada buku ini. Buku ini diawali dengan ceritaku yang memberanikan diri untuk bergabung dan berkomitmen di sebuah kelas belajar, dilanjutkan tentang apa saja yang aku pelajari di kelas tersebut, serta yang terpenting adalah cerita para pemateri tentang perjalanan mereka menjadi penulis yang mengawali setiap kelas. Perjalanan menjadi penulis adalah hal yang tidak mudah bagi diriku dan teman-teman pemateri melalui berbagai ceritanya masing-masing. buku ini berjudul perjalanan menjadi penulis tidak hanya tentang aku, namun dipersembahkan untuk penyelenggara kelas belajar menulis nusantara dan seluruh pemateri yang lu

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas