Langsung ke konten utama

Sakit Maag Ala Aku; Bengek

Kutipan dari halaman Wikipedia, "Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut." 

Maag...
Siapa sih yang ga tau maag? Aku yakin ini penyakit yang ga asing di telinga kita, disamping demam, batuk, pilek, dan diare. Jadi intinya sakit ini adalah sakit ya yang lumrah terjadi pada manusia. Kalau dahulu aku tau-nya, maag ya karena ga teratur makannya dan pada akhirnya menyebabkan lambung terluka dengan implikasi akhir mual dan perutnya sakit. Yha sesederhana itu pemikiranku. Sampai akhirnya aku terserang sakit ini. Gaya hidup ku selama tinggal di rumah, super teratur, dan tentu saja tanpa tekanan atuh. Secara kehidupanku di umur sekolah ya gitu-gitu aja, hidup nyaman dengan makan teratur dirumah dan kalau sedang masa-masa ujian pun aku biasa aja. you know lah aku penganut well prepared (dulu). Berlanjut ke bangku perkuliahan, ini nih hidup anak rantau. Jam tidur berantak, makan sepengennya dan seenaknya, tugas banyak, proker organisasi tak ada henti-hentinya, dan main kuat-kuat. Lupalah diri ini dengan kesehatan. Alhamdulillah waktu kuliah, sehal wal'afiat. Namun setelah beres kuliah, muncullah sakit maag ini. Padahal nyata-nyata beres kuliah, aku balik ke rumah yang otomatis kehidupan seperti masa sekolah ku kembali.

Sampai pada titik, aku tau aku maag. Tetapi aku bukan pengonsumsi obat, semisal udah ngerasa gejalanya muncul.. ya udah langsung makan aja dan sembuh. Sampai suatu waktu, aku sudah makan seperti biasanya, tiga kali dalam sehari ; pagi-siang- dan sore sebelum malam. Namun aku akui, pada saat itu stress luar biasa sih karena preassure. Tiga hari sebelum presentasi pada sebuah diklat, aku pingsan saat kegiatan malam diklat dengan keadaan pingsan dan sesak nafas layaknya orang bengek seperti asma sedang kambuh. Luar biasa rasanya jantung aku berdebar cepat, sesuatu di lambung atau entah di organ mana sekitara ulu hati menusuk luar biasa. Waktu itu aku hanya dibawa ke UKS aja, tetapi kondisinya semendekam itu menurutku. Aku tuh berasa ga berdaya banget, padahal sudah menghabiskan dua oksigen. Untung saja reda dengan bantuan oksigenasi, pereda nyeri, dan makan haha. Setelah kejadian itu, aku kalau lagi hectic pol pasti ga lama terserang itu. Padahal nyata-nyata aku makan sudah dengan sangat teratur. Itu kenapa beberapa kali terserang, yha itu obat ku; oksigenasi, obat maag, dan makan lagi. Ada yang pernah merasakan sama? Haha aku merasa unik aja sama ini penyakit, soalnya implikasi akhir badan orang lain ketika terserang ini bener-bener berbeda-beda. hm for your information, untuk aku.. aku sekarang sudah lebih baik dengan bantuan makan teratur pastinya dan yoga. Makanan menjaga aku dari dalam untuk keteraturan organ lambung ku dan yoga membantu ku untuk selalu tetap tenang dan fokus sekira ga gupuh lagi. Sekian sharingnya, semoga manfaat.

Rantau, 12 Desember 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Highlight Pesan-Pesan

Minggu lalu melalui hari di kantor udah kayak roller coaster. Shock mengetahui bahwa anggaran belanja sedang tidak baik-baik saja. Namun ya itu.. semua hal dapat teratasi, ask Allah and try it maximally .. hmmm… aku mengawali minggu kemarin penuh dengan pesan. Dan pesan-pesan ini aku highlight karena berhasil mengingatkan dengan akhlak Rasulullah yang sudah sepatutnya kita tauladani. alhamdulillah ada pemimpin yg masih nge-reminder bawahannya jangan sibuk sama diri sendiri. Semoga pemimpin-pemimpin yang memperhatikan dan memang bekerja untuk membawa kebaikan selalu sehat dan lebih lagi berkontribusi. 1. Adab  Namanya juga bekerjaa, jadi semua pekerja terikat dengan yang namanya struktur. Beliau mengingatkan bahwasanya antara ilmu dan adab yg terpenting adab, ojo sombong! then he said .. mengenal tabiat seseorang dilihat ketika seseorang tersebut diberi jabatan dan kelebihan harta, mayoritas pada lupa dengan tugasnya. Namun dari hal itu akan tampaklah tabiat aslinya.  2. Belajar Belia

Perjalanan Menjadi Penulis ; Aku dan Mereka

Tidak pernah menyangka diberi kesempatan olehNya untuk menerbitkan sebuah buku. Prosesnya benar-benar mengalir begitu saja. Dari tawaran bergabung, menerima tantangan, menjalani rutinitas mengikuti kelas, membuat higlight poin dari setiap materi yang diberikan adalah hal baru yang menguji komitmen. Hingga akhirnya terkumpullah seluruh resume materi kelas sebagai komponen utama pada buku ini. Buku ini diawali dengan ceritaku yang memberanikan diri untuk bergabung dan berkomitmen di sebuah kelas belajar, dilanjutkan tentang apa saja yang aku pelajari di kelas tersebut, serta yang terpenting adalah cerita para pemateri tentang perjalanan mereka menjadi penulis yang mengawali setiap kelas. Perjalanan menjadi penulis adalah hal yang tidak mudah bagi diriku dan teman-teman pemateri melalui berbagai ceritanya masing-masing. buku ini berjudul perjalanan menjadi penulis tidak hanya tentang aku, namun dipersembahkan untuk penyelenggara kelas belajar menulis nusantara dan seluruh pemateri yang lu

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas