Beberapa minggu lalu aku bersama seorang teman ngebahas terkait dunia digital marketing. Aku sama temen ku ini bukan anak marketing, cuman iseng aja tukar pikiran sebagai pengamat awam perkembangan sektor usahaa. Se-random itu bahasan kita hehe. Omong-omong aku adalah si awam yang selalu terkesan atas perkembangan teknologi sekarang, khususnya berkaitan dengan bisnis. Hal ini ga terlepas dengan akan hadirnya industri 4.0. Wah ga kebayang sih, semuanya akan terintegrasi oleh sistem-sistem. Keren tetapi juga sekaligus menakutkan buat kita sebagai manusia. Yang sudah bergerak maju akan terus maju, yang tertinggal harus mulai melangkah maju, bukannya berdiam diri aja menerima tanpa mengikuti tuntutan zaman. Kalian pasti tahu-lah banyak perusahaan yang terbilang besar aja akhirnya gulung tikar. Bayangin aja, mereka yang sudah punya nama akhirnya harus kalah dengan pendatang.
Digital marketing. Dahulu orang hanya mengandalkan word of mouth, tanpa mengerti bahwa ada media yang bisa mereka jadikan tempat berdagang. Kalau melek teknologi, bisa menggunakan dan mengurus media tersebut secara pribadi. Untuk yang tidak memiliki pemahaman terkait digital marketing, tidak perlu khawatir karena banyak sekarang jasa marketing advisor yang siap membantu usaha kalian. Saking pesatnya sektor usaha di dunia maya, kini jualan kue jajanan pasar, barang bekas, dan lain sebagainya bisa ditemukan secara online. Tinggal kalian tulis aja keyword-nya di sosial media atau marketplace yang tersedia. Dijamin langsung keluar hasil pencarian kalian, tinggal pilih dengan bijak aja barangnya.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, ternyata banyak hal yang mesti wajib kudu dan sangat perlu diperhatikan atas produk yang kalian ingin beli. Jangan langsung percaya dan transfer uang aja tanpa berpikir panjang. Penting banget namanya menyelidiki, entah dari kebenaran akun dagang seperti mencari informasi jumlah follower, review atas dagangannya, jumlah like, isi komen, dan siapa aja yang ngtag dagangannya serta menanyakan rekomendasi dari orang terdekat yang berpengalaman atas transaksi jual-beli di akun dagang tersebut. Beberapa minggu lalu ada kasus yang lagi hype beritanya di media cetak dan informasi yaitu tentang peredaran kosmetik palsu yang menyeret beberapa nama artis Indonesia akibat dari keterlibatan mereka menerima tawaran pengiklanan (endorsement) di sosial media artis-artis tersebut. Ini sih sangat disayangkan untuk para publik figur, harusnya mereka bisa mempertanggungjawabkan atas apa yang mereka iklankan. Kasian konsumen yang sudah percaya atas persuasi para idolanya. Padahal belum tentu apa yang dikatakan itu benar. Temen ku juga cerita, ada temennya yang punya usaha satu produk pemutih yang penggunaannya menggunakan jarum suntik. Yang jual emang putih dan ditambah cakep lagi. Makin percayalah konsumennya, tetapi pada nyatanya temennya temen ku itu bilang ke temen ku bahwa dia sendiri aja sebenarnya ga pakai. Wah ini sih bikin geleng-geleng aja hm. Pada intinya, si pemberi informasi harus bersikap baik dan tidak menyalahi aturan dan si penerima informasi juga harus menyelidiki akurasi informasi yang dia terima. Salam bijak dan cerdas atas perkembangan teknologi!
Komentar
Posting Komentar