Langsung ke konten utama

Bye 2018 ku, Hi 2019 kita


(Instagram : @nayskaftan)

Hallo Selamat tahun baru 2019! Semoga bisa menjadi individu yang lebih baik lagi buat aku, kamu, dan semuannya. Aminnnnnnn.. Tahun ini kembali merayakan pergantian tahun di Banjar, tetapi cuman dirumah aja. Setelah sekian lama bertahun baru di luar kota dan jauh dari rumah. Tahun ini bener-bener ga ada perayaan khusus, karena cuacanya lagi jelek juga sih. Beberapa hari terakhir hujan panas hujan gitu disini. Dan tepat tanggal 31 Desember ini, biasa diluar cuacanya berubah-berubah. Khusus malam tahun baru kali ini, hujan gerimis hujan berhenti gerimis lagi hmmm.  Malam ini cuman ditemani bantal, guling, iflix, dan pisang caramel. Haha aku dan keluarga pencinta pisang banget. Bebaslah pisangnya diapain, mau dijadiin makanan bahkan minuman pun kami akan tetep doyan.


Aku beres iseng baca-baca diary ku di tahun 2018. Jadi pengen berbagi ilham aja melalui tulisan ini. Tahun 2018 bagiku penuh dengan ups and downs, berasa banget pengaruh dari semua yang aku lalui di 2018 itu ke diri aku sekarang. Ya mungkin banyak dari kalian merasakan hal yang sama, ku hanya berbagi versi ku aja. Biar bisa sama-sama belajar. Wah efek dari semua yang terjadi itu rasanya kayak masuk aja menyelinap diam-diam ke kehidupan ku sekarang entah dari cara bersikap, perspektif, dan berbagai hal menyangkut pencapaian-pencapaian apa yang mesti di evaluasi, serta penetapan apa-apa aja yang mesti aku lakukan selanjutnya di tahun depan. Aku bersyukur atas diberikan dosen pembimbing yang luar biasa, Prof. Suhadak. Beliau itu real definition of a teacher, aku sampai bingung gimana membalas kebaikannya. Apalah aku yang masih banyak kurangnya, tetapi dia yang begitu cerdas dan super baik serta sabar mau membimbing aku sampai akhir di meja sidang. Bicara tentang skripsi, awalnya seneng banget dan merasa tertantang dengan challenge yang diberikan ke aku. Tetapi karena skripsiku kebetulan membahas sesuatu yang sangat baru di bidang ekonomi dan bisnis, bermunculanlah hambatan-hambatan itu. Bermula dari sulitnya referensi penelitian, pemilihan teknik analisa penelitian yang jarang sekali diambil anak-anak keuangan, serta penggunaan aplikasi statistik yang biasanya digunakan peneliti asing. Aku berterima kasih sekali dengan teknologi, internet sangat membantu dan memberikan banyak ilham ketika ga ada orang selain dosen ku yang bisa aku aja berdiskusi. Dimasa-masa sulit menyelesaikan skripsi, itu bener-bener waktu dimana aku merenung atas diriku. Kembali ke pencipta adalah pilihan terbaik yang ku lakukan atas diriku. Kalian dapat melihat dari tulisan-tulisan ku di blog ini tentang aku dan Tuhan. Melalui tulisan ini, aku ingin banyak bersyukur. Ku bersyukur sekali punya orang-orang yang super baik selama kuliah ini, khususnya yang bertahan denganku dari awal sampai akhir masa perkuliahan. Kemudian juga sempet-sempet aja bertemu sama Mas. Manusia yang munculnya ga pernah di duga. Ga tau kenapa bisa ku terima, ya gitulah hahaha. Kemudian juga kehadiran berbagai kesempatan-kesempatan setelah kuliah. Wah ini sangat berguna untuk menguatkan dan mengasah diriku. Tak lupa dengan kegiatan me-time yang akhirnya ku lakukan setelah sekian lama ku masukkan ke list-to-do tetapi tidak pernah ku kerjakan. Akhirnya aku bisa melakukan solo travelling dan nonton di bioskop sendiri. Haha receh banget gitu aja seneng ya aku. Pokoknya terima kasih buat diri ku sendiri, mungkin masih banyak yang kurang dan belum terlaksana tetapi kamu sudah baik sangat dengan segala usahamu. Hidup belum berakhir, maka berjuanglah sampai akhir. Bbye 2018, and hi 2019!

Banjar, 4 Januari 2019  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...