Langsung ke konten utama

96's child is a millenial?

baru beberapa hari lalu banget nonton bukatalk-nya Marchella FP. dia ada sedikit bercerita tentang alasan dia nulis nkcthi (nanti kita cerita ttg hari ini). menurutku menarik banget sih alasannya, mulanya doi berpikir ingin menulis cerita yang diangkat dari kisah dia yang bisa ia wariskan ke anak-cucunya nanti. ya mungkin emang ga semua pengalaman dan permasalahan akan memiliki jawaban yang sama apalagi perubahan situasi dan kondisi nantinya. jadi inget mamah banget dah untuk ini, sebelum tidur aku ga pernah absen di suapin cerita tentang kehidupan mamah di masa silam. ga tau kenapa, aku pribadi belajar banyak dari itu. mungkin alternatif bercerita ke anak-cucu nantinya akan relevan di terapkan.

bicara tentang generasi 90an ga terlepas sama Marchella FP. aku sebagai si awam, langsung ngepoin kalau 96an bagian millenial ga sih. soalnya entah kenapa millenial bagiku konotatif nya kurang aja. im not proud at all to be that. banyak asumsi sih, ada yg bilang millenial hanya sampai kelahiran 1994, ada 1996, ada juga 2000an. hm entahh.. ambil yang baiknya aja. tapi aku yakin temen2 seumuran aku ga setuju untuk di bilang generasi instan. kami cuman menikmati teknologi yang ada. kami ga semuanya bersikap ga bijak kok. hal yang perlu digaris bawahi kami bagian dari perkembangan teknologi-teknologi itu. 

pengen sedikit mengenang kehidupan anak kecil di awal tahun 2000an. setiap pagi masih sering lihat temen-temen berangkat sekolah naik sepeda (walau aku ngga), balik sekolah langsung ngerjain pr, sore nya les atau ngaji, nyempetin main sama anak komplek, malamnya tidur cepat buat menyambut hari besok. repeat. tapi kami ga pernah ngeluh seperti kebanyakan yang melanda hampir semua orang di sosial media. mungkin karena emang ritme kehidupan semua orang juga sama kali yak dan sudah cukup lelah dengan aktivitas luar rumah serta emang ga ada ruang buat ngeluh di ekspos hehe.

yang paling dirindukan masa itu adalah mengeksplor berbagai jenis mainan ; sepedaan, petak umpat, gundu, simpan sendal, kejar-kejaran, masak-masakan, bedah rumah, asinan, domprak, main tali, panjat pohon, lempar batu, dan lain-lain. zaman sekarang mana ada sih yang kayak kami dulu. generasi yang penuh dengan kebersamaan, kreatif dalam bermain karena keterbatasan media. hehe. suwer rindu main-main dan ga mikir apapun. ini kayaknya karena aku merindukan masa kecil dah, dewasa juga menarik kok dengan tantangannya. dua masa yang ga bisa di compare. welcome to real life teman-teman seumuranku. teruntuk generasi setelahku , semoga dengan perubahan zaman yang semakin baik maka kalian lebih top lagi dalam segala bidang daripada kami-kami ini. at the end, it doesnt matter 96's child ia a millenial or no. just do our best for all of the things in front of us. Amin

Rantau, 11 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...