Pagi hari ini, bangun tidur udah yang hujan deras intensitas tinggi. Alhamdulillah tetap semangat dan kudu semangat, mengingat hari ini masih hari kerja. Wah kalau hari weekend, ini mah enak banget lanjut selimutan. Jujur suka terharu bangga lihat semangat orang-orang yang beraktivitas, hujan tidak menyulutkannya untuk menyelesaikan amanah dari Allah. Khususnya amanah untuk menghidupi keluarga dengan bekerja dan amanah harapan keluarga untuk pergi bersekolah. Setiap hujan pagi di hari kerja, aku selalu teringat masa kecilku. Abah mamah ku yang selalu semangat mendorongku untuk pergi sekolah. Dahulu aku bertanya-tanya kenapa aku harus sekolah on-time di pagi hari, mengingat banyak temanku yang datang terlambat dan diberikan keringanan oleh guruku. Aku sampaikan hal ini ke orang tuaku. Tetapi tetep aja mereka membiasakanku untuk pergi sekolah tepat waktu. Padahal meskipun abah dan mamah bekerja juga, setauku ada keringanan juga apabila sedang hujan. Namun ya itu masyaAllah jadi kenangan indah bagi aku, kini meskipun aku sudah bekerja nilai-nilai ini alhamdulillah jadi kebiasaanku. Hujan tidak menyulutkan semangat untuk memenuhi amanah dari Allah.
Di bawah hujan, aku dibonceng abah atau mamah dilindungi jas hujan kelelawar yang bahkan saat aku menginjak sekolah menengah pertama nggak bisa lagi menutupiku sepenuhnya. Jadi pasti tetep kena basahnya air hujan. MasyaAllah.. mana ada yang paling haru, jas hujannya ada yang bolong sedikit hihi jadi bocor deh. Dulu kesel, sekarang masyaAllah indah banget ya kenangannya. Nakalnya aku pernah bertanya ke abah mamah, kenapa kita ga beli mobil aja supaya ga perlu kehujanan. Mengingat kalau lagi musim hujan, hampir tiap hari harus standby dengan jas hujan. Dan astaghfirullah dulu rada kesal kalau mesti dibonceng pakai jas hujan karena jujur ga nyaman kepala penumpang berasa mesti nunduk gitu sepanjang perjalanan. Tetapi ya itu, qadarullah perekonomian keluargaku belum selapang orang lainnya. Bagi abah dan mamah yang padahal keduanya bekerja, ada hal lain yang lebih prioritas dari sebuah mobil. MasyaAllah aku ga kepikiran kesederhanaan kehidupan dulu adalah investasi yang mereka lakukan untuk aku dan saudara-saudaraku. Oya alhamdulillah sejak sekolah menengah atas, aku sudah pakai kendaraan sendiri jadi aku punya jas hujan sendiri. Anyway nikmat hujan itu sungguh masyaAllah kalau pulang sekolah dan sebaliknya kalau hujan di waktu berangkat sekolah itu jujur “sangat perjuangan”.
Perjuangan orang-orang di pagi hari ini membuatku kembali membuka kenangan di atas. Aku melihat seorang ayang yang membonceng anaknya untuk pergi sekolah. Tampak kaki anaknya di balik jas hujan itu memakai sepatu yang di plastiki. Khawatir sepatu dan kaos kakinya basah. Lanjut dengan paman sayur yang menutupi dagangannya dengan terpal, kebayang nggak sih mereka mesti ke pasar subuh untuk membeli bahan jualannya hari ini. Mungkin ada yang pesanan pelanggan dan ada yang tidak. Namun waktu pagi yang biasanya dijadikan prime time mereka untuk berjumpa dnegan pelangga, mesti di tunda dulu menunggu hujan reda. YaAllah jujur aku ga kebayang, hanya bisa mendoakan semoga dagangan paman laku terjual hari ini (aamiinnn..). Selamjutnya melihat bapak/ibu yang pergi bekerja, keren kalian yang semangat untuk bekerja apalagi yang bela-belain tetap ikut apel pagi. MasyaAllah semoga dilimpahkan keberkahan dari Allah atas semangat kita, sama dengan hujan yang turun membawa pesan bahwa Allah insyaAllah memberkahi wilayah yang Ia pilih diturunkan hujan.
Rantau, 13 November 2024
Komentar
Posting Komentar