Postingan kali ini tentang harapan yang disusun melalui khayalan. September benar-benar datang dengan suasana yang syahdu diiringi dengan cuaca yang tidak se-panas sebelumnya. Ku ucapkan terima kasih pada Agustus yang berlalu bersama dengan pengalaman yang menantang. Wah kapan lagi berkesempatan memegang memastikan sinkronisasi program dan penganggaran sembari tetap disibukkan dengan perencanaan sumber daya manusia yang menjadi fokus utama ku. Menarik. Dari hari ini aku ingin hari besok dan seterusnya untuk tetap menjadi si tenang, melebarkan maklum, dan tetap tersenyum meski aku ingin menangis. Dunia ga mesti tau aku babak belur kan? haha terngiang-ngiang kalimat ini yang pernah lewat di timeline akun sosial mediaku beberapa tahun yang lalu.
Harapan. Aku si pandai mengkhayal, karena aku yakin bahwa tidak menyenangkan kehidupan ini tanpa terbentuknya harapan. Nulis ini sambil ngebayangin kesempatan untuk liburan datang lebih cepat. Wah takkan terlewatkan, menikmati kehidupan masyarakat pegunungan di Padang.. atau bengong di cafe pinggir jalan Dago sambil menyeruput milkshake dan cookies yang selalu menjadi andalan ku.. atau memenuhi kepalaku dengan rasa terheran-heran karena mengagumi transportasi dan teknologi pembaharuan yang ada di Singapore.. atau ini yang paling kurindukan yaitu duduk bersimpuh sembari berdoa dan memohon ampun di depan Ka'bah. Wah Amin InsyaAllah.. (super soon)
Dahulu aku pernah kepikiran pengen punya rumah yang halaman belakangnya lihat pemandangan hijau-hijau. Ga tau dah apa maksudnya hijau-hijau itu. Jangan-jangan hutan ya hha. Wallahu'alam pokoknya cantik dah pemandangannya. Rumahnya punya space besar entah halaman atau ruangannya yang bisa menampung keluarga dan teman-teman. Wah asik kali ya kalau sering-sering acara silaturahmi. MasyaAllah bayanginnya aja udah bikin senyum. Yang pasti di rumah itu ada mushola dan perpustakaan pokoknya ini wajib. Ada space area yang bisa memandang langit langsung di temani gemercik air buat area olahraga, entah yoga.. treadmill.. atau tenis meja. Amin boleh juga itu. Lalu dapurnya juga pengen yang perabotan lengkap dan selalu rapi biar aku rajin memasak.
Dari rumah lanjut ke anak boleh ga ? haha aku pengen anak aku tumbuh dengan pemikiran yang terus membumi meski disuguhi langit soalnya aku bosan dengan orang-orang yang hanya berpikiran tertutup tentang uang..uang.. dan uang. Semoga syukur aku, keluargaku, dan semua orang disekeliling ku selalu dijagakan dan ditambah sehingga kami tidak kufur dengan apa yang telah diberikan Allah sembari tetap memberikan kontribusi terbaik kami. Oya, nak nanti kita liburan sering-sering ya supaya kita makin mencintaiNya.
Last but not least karena tulisan ini terbatas, berharap aku bisa menjadi pribadi yang lebih impactful lagi buat semua yang disekitar ku sampai dengan orang-orang pada cakupan yang lebih luas dari circle aku. This pray not only for myself but i hope he do it too for Our Creature yesss. Amin Allahuma Amin
Rantau, ditulis dari September sampai dengan sudah November 2020
Komentar
Posting Komentar