hari ini aku terusik, dengan kisah pensil-pensil. mereka diraut menjadi runcing. apabila salah dan tak sesuai, dengan mudah kita hapus. namun tulisan yang tampak, bisa pudar dimakan waktu. dan sedihnya dengan mudah, mereka patah.. patah.. dan patah. karena kita berhenti cari kualitas. yak! berulang saja seperti itu... semakin beredar pensil murah. kulihat banyak yang patah. karena pengguna hilang arah. tak tau cara merawatnya. mestinya dipupuk bagai tanaman, dan tak lupa perlu disiram. karena mereka berpikir, yang penting aku memiliki dan orang tau aku miliki. sudah.. cukup.. pada akhir kisah ini, memiliki memang baik, tetapi memaksimalkan penggunaannya akan jauh lebih baik. bukan menggampangkan, seraya menyombongkan. bahwa kamu lebih baik, dibanding yang bahkan tak punya atau hanya sekedar bergantung pinjaman. bukan itu maksudku. untukmu untuk kita Aku ikut bersedih atas salahnya penggunaan ijazah, di se...
Husnul Alfisyah Rina, bertekad untuk lebih banyak meninggalkan jejak untuk masa depan.