Ada ga sih orang kayak aku, suka sama semua profesi maka
dari itu aku sangat mengapresiasi orang-orang dengan profesi nya masing-masing.
Aku masih sama dari dahulu sampai sekarang, ingin mengabdi untuk negeri. Dari
kecil di kasih cerita tentang sejarah negara, segregetan itu pengen ikut
perjuangin negara ini. Fokusnya dulu karena pengen jadi wanita karir yang kerja
di perusahaan entah BUMN atau perusahaan internasional, ya mengabdi untuk
negeri melalui partisipasi kegiatan sosial. Sama halnya seperti yang aku
lakukan di masa perkuliahan.
Ternyata Allah SWT berikan jalan yang sangat berbeda dengan
rencana ku. Awalnya sesedih itu karena merasa ini jauh dari keinginanku. Tinggal
di kota ini tidak pernah terbesit dalam rencana dari jenjang menengah atas
apalagi masa perkuliahan dulu. Pernah sih dulu nyeletuk waktu sekolah dasar
kalau pengen jadi bupati. Karena ngerasa ini kabupaten perlu dibenahi. Ternyata
omongan yang bahkan aku sudah lama lupakan itulah yang dijabah oleh Allah SWT.
Jadi semakin tersentil dengan satu ayat Al Qur’an yang menyebutkan intinya bahwa
setiap yang terjadi pada diri kita pasti ada alasannya dan itulah yang terbaik
kata Allah SWT. Kabupaten ini membuatku berbaur dengan tenaga pendidik dan
kesehatan. Kehidupan ku yang dahulu mana ada, karena lingkunganku diluar dari
itu. Ada sih tenaga kesehatan, tetapi pada banyak yang kedokteran. Rata-rata sohibku
belum pada lulus jadi ya ga tau gimana cerita riil jadi dokter. Jujur suka iri
sama temen-temen kesehatan dan pendidik disini yang secara langsung bersentuhan
sama masyarakat. Aku juga pengen bantu mereka secara langsung. Karena disini
waktu-waktu ku tidak sempat aku gunakan untuk bergabung di komunitas sosial.
Mungkin karena aksesnya ga banyak juga kayak di Banjar dan bahkan Pulau Jawa. Sisa
waktu kerja ku cukup aku bagi dengan berolahraga, ikut pengajian, bercakap
dengan keluarga dan teman diluar teman kantor, serta me-time entah memasak,
beresin rumah, membaca, dan lain-lain. Perasaan satu hari sama dengan dua puluh
empat jam serasa kurang cukup. Astaghfirullah.. mungkin hanya aku yang masih
kurang baik manajemen waktunya. Abis ini perlu dievaluasi kayaknya.
Berdasarkan keterbukaan antara aku dan Mamah, aku suka
bilang apapun yang aku rasain. Sampai rasa iri itu aku sampaikan. Maafkan aku
jauh dari baik. Waktu itu mamah jawab, kata siapa kamu tidak mengabdi untuk
negeri. Kamu mengabdi ka melalui profesi mu, pernah ga sih kamu bayangin kamu
udah bantuin seluruh pegawai yang ada di Kabupaten ini. Mana bisa mereka bekerja
tanpa uraian tugas yang kamu dan rekan kerja kamu buatkan, mana bisa
petinggi-petinggi Kabupaten menentukan keperluan jumlah pegawai di setiap
instansi berapa, dan mana bisa ada seleksi CPNS tanpa ada data yang kamu dan
rekan kerja kamu usulkan. Jreng..jreng..jreng!! memang aku si pikun perlu di
sentil terus-terusan hhu. Intinya semakin kesini aku percaya, bekerjalah sebaik
mungkin atas profesi kita masing-masing. Kurangi mengeluh, banyak orang yang
tidak seberuntung kita sampai bisa di posisi kita sekarang. Dan kini aku
memutuskan untuk menjalani profesi pegawai negeri sipil sebagai hobi semata-mata
mengabdi dan beribadah jangan sampai karena orientasi uang makanya ingin
menguatkan akar profesi sebagai pembisnis. Ga sabar untuk terus berkarya dan
mengabdi dengan versi ku sendiri serta harus banyak ngomong harapan-harapn yang
baik karena aku ga akan tau doa yang mana yang akan dikabulkan segera. Semangat
Semuanya!
Rantau, 25 Maret 2020
Rantau, 25 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar