Langsung ke konten utama

Belajar dari Maret


Belajar..belajar..dan belajar. Sering kali aku bicara pada diri untuk tetap menjadi haus akan pembelajaran. Semakin kesini, aku beranggapan bahwa belajar itu akan ku lakukan selamanya sampai aku menghembuskan nafas terakhir nanti.

Maret. Awal maret empat tahun yang lalu, aku menangis di ruang UGD RSSA Malang dan melalui operasi pertama kali dalam hidupku. Pertengahan maret dua tahun yang lalu, aku bertemu teman-teman yang begitu spesial untukku. Melihat mereka begitu antusius memperkenalkan bahasa isyarat yang menjadi bagian dalam diri mereka dan adek-adek yang dengan suka cita nya mempersembahkan penampilan terbaik untuk kami. Kalian selalu berhasil buatku bangga sekaligus iri. Masih dengan perasaan yang sama seperti waktu itu, selamat untuk membuatku menjadi sayang.

Dengan tulisan ini ingin mengabarkan kabar Maret 2020. Bulan yang luar biasa, dari kesempatan untuk stay dua minggu di Jakarta setelah sekitar belasan tahun hanya melihat kota ini dari media elektronik, cetak, dan cerita teman. Iya kalian benar! Ibu kota selalu menyuguhkan hal yang begitu berbeda dengan daerah lain. Orang-orang mengira dari postingan di sosial media yang aku dan teman-teman bagikan, kami pergi untuk bersenang-senang. Padahal....pekerjaan rumahnya bener-bener menggunung ahaha. Saking menggunungnya, kayak udah males aja mikirin hal yang bakal bikin pusing. Kalau ingat kejadian Anak SMP beberapa waktu lalu yang tiba-tiba nabrak bemper kendaraan ku dan pada akhirnya bapaknya malah bisa-bisanya nyalahin aku. Bingung banget, sedih banget, tapi mesti ikhlas...ikhlas.. ikhlas (InsyaAllah). Apalah yang aku hadapi dibanding, apa yang harus di hadapi masyarakat dunia dengan mewabahnya COVID-19. Aku yang mulanya menanggapi kehadirannya dengan bersikap perihatin terhadap wilayah Wuhan sebagai tempat asal virus ini yang mesti diisolosi layaknya di film-film zombi tetapi ya udah cuman kayak "semoga cepat selesai masalah di negaranya". Karena emang diawal kehadiran virus ini, banyak spekulasi beredar. Bener-bener beragam teori konspirasi bermunculan. Berita virus ini terhitung update hari ini, sudah menyebar di cukup banyak negara khususnya Indonesia. Aku setuju dengan teman-teman yang berpendapat kalau pemerintah Indonesia terhitung lamban untuk penanganan ini. Dari kesiagaan sebelum ada korban sampai sekarang ada korban. Ya memang benar kehati-hatian perlu cuman sepertinya dengan tingkat keaktifan peredaran virus yang cepat, diperlukan percepetan pula terhadap tindakan preventif dan rehabilitasi-nya. Tak lupa kita sebagai masyarakat juga harus sadar kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan. Penyakit bukanlah hal yang main-main. Apapun. Ya ga sih!. Ini bener-bener ilmu sotoy sih, super awam. Terima kasih sudah mau mampir hanya sekedar ngepoin kehidupan Maret ku. Semoga bumi cepat pulih. Mari terus kita doakan..
Rantau - Banjarbaru, 20 Maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...