Langsung ke konten utama

Sambut Tahun Baru ((Lagi))


Biarkan aku sambut tahun ini dengan dekapan kata penenang dari aku yang belajar banyak di tahun kemarin, tahun depan dan untuk tahun-tahun selanjutnya aku ingin bertekad untuk lebih banyak  meninggalkan jejak untuk masa depan, entah tentang memori gagal, patah, tumbuh, bertahan, dan bahkan kegundahan. Iya ternyata aku hanya manusia biasa yang takut nantinya lupa dan atau lebih menyedihkan lagi tak berdaya. Selamat menjalani hari, menjemput pagi bukan dengan sembunyi dan tidak lupa menutup hari dengan doa syukur atas hari yang dilalui. Lakukan yang terbaik untuk setiap apa yang kita kerjakan di bidang kita. Aku yakin semua yang sepenuh hati pasti akan sampai ke hati yang lain. Berharap tulisan-tulisan ini bisa menjadi manfaat untuk diri-diri lain. Ini aku dengan ceritaku di tahun kemarin yang ku simpulkan dalam satu memori tulisan ; surat untuk diri.


Diri Sendiri,
Akan ada saatnya hati terluka,
Tubuh sakit dipaksa bangun dan lari,
Tangan gagal menggapai mimpi,
Kaki patah sebelum melompat.

Terima kasih, diri!
Untuk terus kuat dan percaya,
Bahwa semesta punya rencana,
Hal-hal yang sederhana bagi sebagian,
Nyatanya tak kalah mampu buatmu bahagia,
Atau torehkan kesedihan dalam senyum dan tawa,
Aku terus rangkul diri hingga dititik bernafas lega,
Tak segan menangis untuk jadi mandiri,
Memilih terus berjalan ketika dipaksa henti.

Hai jiwa yang terus ingin bertumbuh!
Menatap harap dengan mata sendu yang  tak suka langit kelabu,
Setelah begitu banyak bagian diri yang layu dan jatuh,
Beban-beban yang diletakkan pada dahan ringkih yang diri punya,
Betapa malam dilalui dengan rasa sesak karena kehilangan,
Suara tertahan tak mampu membagikan pada dunia.

Terima kasih (lagi) kuucapakan untuk diri yang menguatkan saat tak ada yang paham,
Salam hangat untuk kembali rimbun dengan penuh harap membawa kebermanfaatan.

Rantau, 17 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...