Biarkan aku sambut
tahun ini dengan dekapan kata penenang dari aku yang belajar banyak di tahun kemarin,
tahun depan dan untuk tahun-tahun selanjutnya aku ingin bertekad untuk lebih
banyak meninggalkan jejak untuk masa
depan, entah tentang memori gagal, patah, tumbuh, bertahan, dan bahkan kegundahan.
Iya ternyata aku hanya manusia biasa yang takut nantinya lupa dan atau lebih
menyedihkan lagi tak berdaya. Selamat menjalani hari, menjemput pagi bukan dengan
sembunyi dan tidak lupa menutup hari dengan doa syukur atas hari yang dilalui. Lakukan
yang terbaik untuk setiap apa yang kita kerjakan di bidang kita. Aku yakin
semua yang sepenuh hati pasti akan sampai ke hati yang lain. Berharap tulisan-tulisan
ini bisa menjadi manfaat untuk diri-diri lain. Ini aku dengan ceritaku di tahun
kemarin yang ku simpulkan dalam satu memori tulisan ; surat untuk diri.
Diri Sendiri,
Akan ada saatnya hati
terluka,
Tubuh sakit dipaksa
bangun dan lari,
Tangan gagal
menggapai mimpi,
Kaki patah sebelum
melompat.
Terima kasih, diri!
Untuk terus kuat dan percaya,
Bahwa semesta punya
rencana,
Hal-hal yang
sederhana bagi sebagian,
Nyatanya tak kalah
mampu buatmu bahagia,
Atau torehkan kesedihan
dalam senyum dan tawa,
Aku terus rangkul
diri hingga dititik bernafas lega,
Tak segan menangis untuk
jadi mandiri,
Memilih terus
berjalan ketika dipaksa henti.
Hai jiwa yang terus
ingin bertumbuh!
Menatap harap dengan
mata sendu yang tak suka langit kelabu,
Setelah begitu banyak
bagian diri yang layu dan jatuh,
Beban-beban yang
diletakkan pada dahan ringkih yang diri punya,
Betapa malam dilalui
dengan rasa sesak karena kehilangan,
Suara tertahan tak
mampu membagikan pada dunia.
Terima kasih (lagi)
kuucapakan untuk diri yang menguatkan saat tak ada yang paham,
Salam hangat untuk
kembali rimbun dengan penuh harap membawa kebermanfaatan.
Rantau, 17 Januari
2020
Komentar
Posting Komentar