Langsung ke konten utama

Apa rasanya punya Orang Tua SIBUK?



Udah lama aku pengen nulis tentang ini, pelajaran aja buat yang nanti jadi orang tua. Buat kalian yang kurang tau gimana rasa punya orang tua sibuk dan pengen tau gimana perasaan anak yang pernah mengalaminya. Rasanya sedih kalau dipikir-pikir setelah memasuki remaja HAHA. Dulu abahku kerja di kota lain, dan kita bertiga baru bisa ngumpul tinggal bareng pas aku umur 8 tahun. Jujur aku kecil ga deket sama kedua orang tua. Sekolah aja ditunggu sama penjagaku, pulang sekolah dijemput sama ojek. Sampai rumah mainnya sama anak komplek. Ketemu orang tua pas menjelang malam. Untung mereka ga lagi keluar kota, kalau mereka keluar kota.. aku dirumah cuman ditemenin penjaga ku, kalau ga tinggal di rumah tetangga, dan atau tanteku datang buat nemenin di rumah. Jadilah akui pribadi yang keras kepala dan mudah nangis hehehe. Maklum masih kecil,  jadi aku sedih dan marah diawal aja. Asal dibawain banyak mainan dan makanan enak, aku sudah baik lagi. Mungkin karena dulu tertolong punya banyak teman kali ya. Kan zaman 90an, anak komplek ga se-anti social sekarang. Kita masih sering main domprak, simpan sandal, asin, kasti, tali, masak-masakan, rumah-rumahan, sepeda, bola, dan lain-lain. Tertolong hidup saya hehehe. Untungnya sedari kecil, mamah ku kalau ga lagi keluar kota dia membiasakan kalau malam ga boleh nonton tv, ngecek pekerjaan rumahku, lalu sebelum tidur suka review pelajaran dan tanya-jawab pengetahuan umum sama cerita-cerita folklore gitu. Berasa rasa intimate itu ada pokoknya. Jadi sesibuk apapun, luwangkan waktu untuk memberikan perhatian dan mengapresiasi anak. Jangan seutuhnya dikasih ke penjaganya. Sabtu minggu pas libur, ajakin lah main. Ga mesti keluar buat tamasya, cukup dirumah dengan gotong royong beresin rumah atau masak bareng aja udah bikin senang. Aku senang, walaupun aku anak yang selalu ditinggal tetapi aku diberikan pemahaman dan perhatian yang membuatku belajar atas tanggung jawab terhadap diriku. Alhamdulillah aku ga pernah menyalahkan, kenapa dahulu hidup ku begitu. Aku malah bersyukur, aku siap untuk hidup mandiri. Yeaaa…tergantung treatment dari orang tua aja sih ini…



Banjarbaru, 14 September 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...