Langsung ke konten utama

Solo Travel (Jember)


Jember, 6 Juli 2018

Kebiasaan ku ga pernah berubah, aku bukan tipe orang yang prepare h-beberapa hari untuk mikirin barang-barang yang dibawa. Aku tuh mikir begituan ya beberapa jam sebelum hahaha. Oke pas hari H, aku bener-bener santai minta ampun. Kereta jam 4, tetapi paginya belum packing. Paginya masih sempet nemenin Dian sarapan dan nunggu dosen ke kampus sampai siang, lalu ke rumah Bujal gara-gara dia mengimingi aku dengan pempek, wah aku lemah kalau di kasih pempek. Saking sukanya hehe. Siang jam 2 lebih, aku baru ke kos, ini nih baru bener-bener packing jam segini. Wah kalau lagi dirumah, kena marah sama mamah aku hehe.

Stasiun.
Untuk kesekian kali aku berada di tempat ini walau ga sesering Bandara. Tetapi ini juga menjadi salah satu tempat favorit aku hehe. Menurutku, orang-orang di stasiun itu lebih terlihat gupuh dibanding orang-orang di Bandara. Mungkin karena check-in nya yang maksimal 30 menit sebelum kali ya. Lalu sepertinya tingkat kriminalitas di Stasiun lebih tinggi dibanding Bandara (read : just my opinion). Walaupun asumsi ku begitu terhadap tempat ini, tetapi aku suka banget naik kereta hehe. Lama sih.. Tetapi asik ketemu banyak orang, lalu bisa lebih deep dengerin cerita orang lain haha. Kemarin asik waktu perjalanan ke Jember ketemu sama Mbak-mbak yang ikut seleksi LPDP, lalu ketemu Ibu-ibu yang udah melang-lang buana kemana-mana sendirian demi nyamperin anak-anaknya yang tinggal di kota berbeda. OMG! i cant imagine, sudah sangat berumur sekitar 70an dan masih sehat serta ingatan masih kuat.. she go anywhere guys. MasyaAllah..

Jember on Night
First Impression touchdown ke kota ini adalah sepi. et et et salah... ternyata jalanan utama nya super-duper ramai. Mungkin karena aku datang pas weekend kali ya hehe entahlah. Ada hal yang bikin aku mikir gini "hm..sudah bisa ditebak" Jadi masyarakat jember ini, kalau bawa motor kenceng banget dan suka nyelip, pokoknya ga sabaran. Wah ga cocok pokoknya aku tinggal disini hhe ku tak mampu.

Trip on Jember
Jember ini ternyata kota karnival. Wah pengetahuan baru nih buat aku. Alhamdulillah kemarin pas berkunjung kesini bertepatan sama gladi acara Jember Fashion Carnaval yang setiap tahun diadakan di bulan Agustus. Based on information, karnival ini terbesar se-Asia Tenggara dan selalu ramai dihadiri masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur dan wisatawan Asing. Jadi setiap tahun itu, ada tema khusus yang diangkat, lalu para model ini bakal unjuk bakatnya sambil memakai kostum khusus gitu. Lebih keren lagi adalah acara ini itu diadakan di sepanjang jalanan utama kota Jember. Bayangin aja jalan sepanjang beberapa kilometer akan ditutup. Wah ga main-main ini acara bakal keren banget.

Hasil gambar untuk jember fashion carnaval
Jember Fashion Carnaval 2017

Bagi yang suka travelling atau photography, ini sangat recommanded kotanya. Next tentang wisata alam, sebenarnya banyak yang bisa di datengin. Hehe karena waktu terbatas juga, aku cuman sempet ke dua pantai yaitu : Watu Ulo sama Papuma. Cantik pantainya, air nya alhamdulillah bersih masih biru gitu. Tetapi ada yang bikin aku deg-deg an haha aku ketemu monyet cuy! wah ini sih, aku ga bisa menghadapinya. Beruntung aku punya bestie yang sangat pemberani wkwk.

Gambar terkait
Pantai Papuma

Continue to dalam kota lagi, Aku sempet ke Mallnya, tapi biasa aja sih. Tidak lebih besar dibanding di Banjar. Lalu sempet juga mampir ke Universitas Jember. Luas banget, hijau banget, dan banyak memberikan aku insight baru. Btw disini banyak fakultasnya, ada tambahan FKM sama FKG yang mungkin jarang aku temui di universitas lain.  Yang paling bikin aku amaze adalah mesin lend-return the book di perpustakaan pusatnya. Wah kereeen!!!!

Gambar terkait
Universitas Jember

Segitu aja deh ceritanya haha biar kalian makin penasaran dan datang langsung ke Jember. Sekian dan terima kasih untuk waktunya.



From me who wanna see what others dont.
Malang, 18 Juli 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...