tahun lalu aku menulis sebuh puisi tentang kesederhanaan, tahun ini aku mencoba sedikit melangkah untuk lebih memahami kesederhanaan melalui kesimpulan hasil dari perjalananku di tahun ini. semoga tahun depan bisa naik kelas dan memaknai dengan cara yang jauh lebih besar dari yang tahun ini aku lakukan.
sederhana bahkan jauh lebih mudah karena kita tidak terlalu banyak punya keinginan. kata cukup adalah pilihan yang kita pilih untuk menjadi tenang. rasanya kemarin masih sibuk melihat latar belakang teman, pencapaian teman, barang apa yang dimiliki teman, sampai mantengin postingan kehidupan teman. jadi ingat mamah berkata, jangan terlalu jelas melihat orang lain karena kita tidak benar-benar butuh tau semua itu. kita hanya akan mempertanggungjawabkan diri kita, tak peduli orang lain bagaimana. bahkan yang menyenangkannya, kehidupan ini tentang apa yang kita telah berikan bukan tentang apa yang kita dapatkan. sederhana dan menenangkan.
ketakutan terbesar aku adalah menjadi nyaman, apalagi puas atas segalanya hingga hilangkan rasa ingin belajar. sederhana. tidak perlu bermimpi jauh melanjutkan magister di Australia ternyata. bahkan aku belajar dijalanan.. belajar dari seorang kakek yang hidup sebatang kara, ia datang pada seseorang bukan untuk mendapatkan uang tapi meminta pertolongan untuk bisa dimasukkan ke panti sosial karena takut menutup usia tanpa ada yang mengurusnya. belajar dari seorang tetangga yang membuka lebar pintu rumah untuk tetangganya yang rumahnya terkena angin dahsyat hingga rusak parah tak dapat ditinggali lagi. belajar dari orang tua yang ngubek-ngubek tempat sampah mencari hal yang bisa di makan, sedangkan aku punya kemampuan untuk membeli makanan enak. dan dari semua pelajaran yang sederhana ini, aku menyadari ternyata alhamdulillah masih banyak orang baik di tengah-tengah kita. semoga semakin bertambah jumlahnya, tak sabar berteman dengan banyak orang baik lainnya ❤
Komentar
Posting Komentar