Langsung ke konten utama

Poetry ; Hari Ini (22 Mei)

Menyayangkan
Menyedihkan
Hari yang memalukan
Apa kata generasi ke depan
Ketika menengok perjalanan
Yang mestinya jadi kenangan
Berakhir se-menyakitkan

Pesta demokrasi bukan ajang adu masa
Jangan menyulut minyak agar api membara
Ditengah hiruk pikuk kehidupan ibu kota
Apalagi memprovokasi sosmed agar jadi trending dunia
Dengan gunakan akun yang bahkan tak pernah ada

Dari kami
Kami bukan anak kecil lagi
Menonton berita dengan bersuka hati
Mengira wah ini asik sekali
Kami butuh negarawan sejati
Pergi selesaikan sengketa sendiri
Pengadilan siap untuk pelajari bukti
Guna putuskan bagaimana nanti
Jangan sampai hari ini berlanjut kembali
Kami butuh pemimpin sejati
Untuk masa depan anak-cucu kami

*tulisan ini bentuk kemirisana hati seorang masyarakat sipil (saya sebagai penulis) dalam bentuk perwakilan sebagian besar rakyat (disebutkan dengan kata "kami) melihat hebohnya media cetak dan elektronik yang memberitakan apa yang terjadi di hari ini (22 Mei). Hal yang semestinya tidak perlu ada, apalagi terjadinya pertumpahan darah sampai dengan teganggunya infrastruktur komunikasi di seluruh Indonesia. Saya tidak membela siapapun, yang pasti saya harap negara ini damai. Kita saudara, yang terlibat rusuh dan yang tidak. Kami yang tidak ikut bergabung sangat sedih apabila kalian saudara-saudara yang katanya berjuang mewakilkan kami (seluruh rakyat Indonesia) harus melakukan itu sampai berdarah-darah. Percayalah, kami tidak menginginkan hari ini terjadi. Kami tidak ingin terjadi perang saudara hanya karena kita berbeda. Bukankah kita selalu satu jiwa? Tolong berhenti, jangan ada lagi bawa agama, bawalah nama negara dengan cara-cara kenegaraan.

Kita selalu bersama saudara.
Percaya
Tinggalkan segala kepentingan HARI INI!
Besok kita harus bersama lagi menjaga NKRI!

Rantau, 22 Mei 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Apa Kata Allah Maha Perencana Terbaik

Beberapa waktu ini lagi sering berada di situasi yang buat aku berpikir, wah memang Allah Maha Perencana terbaik. Banyak hal yang tidak disangka-sangka terjadi. Sebenarnya kalau menoleh ke belakang, semestinya aku lebih menyadari bahwa apa yang telah aku lalui itu merupakan pertanda dari Allah bahwa ini nih jalan takdir yang sudah aku buatkan untukmu dan untuk mereka bahkan sudah Ia tuliskan sebelum bumi tercipta. MasyaAllah banget ga sih. Sesederhana aku lagi kepikiran pengen sesuatu, tidak lama aku mendapatkan hal itu. Rizqi yang menjadi takdirku. Sebagai contoh hal besar yang bener2 membuat aku merasa “wah ini sih memang Allah’s plan”, aku yang memimpikan UGM pada akhirnya melanjutkan sekolah di UB. Aku yang ingin kerja di korporat padahal sudah sengaja ngambil sekolah bisnis, ternyata Allah kasih kesempatan mengabdi untuk negeri. Wah ini sih, kalau Allah kasih aku takdir yang lain.. belum tentu aku mampu dan belum tentu aku dapat pahala. Sedangkan tujuan yang aku cari dalam hidup i...

Thoughts Of Mind

thoughts of mind. aku kasih judul ini, karena pemikiran-pemikiran ini sudah sejak lama ada di pikiranku tp ya itu. pernah ga sih kalian ngerasa ga mampu menuangkan apa yang ada dalam hati dan pikiran kalian? jujur tahun ini banyak merasa hal yang kayak gini. yapp aku ga mampu menuangkannya. sampai akhirnya alhamdulillah aku di titik ini, memberanikan diri menulisnya. seperti biasa tulisan ini menjadi bahan self reflection dan reminder buat aku di masa yang akan datang. jujur. semakin hari dengan usia bertambah (dunya perspective) dan atau usia berkurang (akhirah perspective), my self reflection for every single day is to make sure bismillah semoga bisa jadi pribadi yang bermanfaat dan berkah kehidupannya. meskipun disisi lain masih sering bertanya, dengan terus meyakinkan ini lah alasan "what i'm too working hard for".  walaupun ternyata semakin kesini semakin menyadari bahwa it wasnt easy, banyak orang baru dan tantangan baru. tapi apa, Allah selalu kasih jalan, Allah cu...