Langsung ke konten utama

Selamat Datang di Sekolah Rantau, Para Perantau Baru

"Merantaulah agar kamu tau rasanya rindu dan kemana kau harus pulang"
Bagi saya yang sudah sekitar empat tahun tinggal jauh dari orang tua. Ya bisa di hitung ga sampai lima jari lah ya bolak balik ke rumah orang tua dalam satu tahun. Merantau merupakan satu hal yang menarik bagi saya. Beruntunglah teman-teman yang pernah sama di posisi seperti saya, sebagai perantau. Cerita saya mungkin tidak seberapa dengan teman-teman yang merantau sudah lima tahun, bahkan sepuluh tahun lebih lama dari saya. 

Bagi saya, definisi merantau bukan sekedar jauh dari orang tua dan tinggal terpisah. Saya tidak setuju kalau tinggal ngekos lalu setiap satu minggu atau dua minggu sekali balik ke rumah orang tua bisa dikatakan merantau. Tidak. Itu berbeda bagi saya. Di perspektif saya, merantau adalah masa dimana kita belajar dengan mata pelajaran tanggung jawab, menahan ego, mengenal dan memanajemen diri dengan didampingi waktu sebagai guru dan kepercayaan sebagai kelas serta kota rantau sebagai sekolah. 

Lingkungan baru tanpa ada orang yang dikenal dan jauh dari keluarga jujur saja menjadi hal yang berat. Perantau tidak akan semudah itu untuk menangis di depan orang lain hanya karena masalah-masalah ringan kehidupan. Tak seperti disaat kamu tinggal bersama keluarga, dimana kamu dapat bercerita segalanya dan kamu tau bahwa keluarga akan selalu mendukung, menjaga, dan membela mu. Bagi perantau, keluarga adalah pendukung terbaik tetapi mereka tidak akan secara keseluruhan bercerita karena sekarang perantau ini telah  dewasa dalam menyikapi rumitnya kehidupan. Maka merantaulah agar kamu tahu seberapa kuatnya kamu dan betapa berharganya keluarga di hidupmu.

Tanah rantau juga menyuguhkan persahabatan sekaligus pengkhianatan. Kamu akan banyak mengenal orang, belajar bahwa manusia itu tidak sama. Kita berbeda. Berbeda dalam menyikapi kehidupan. Tidak semua yang kita anggap benar maka itu menjadi benar di mata orang. Kita harus belajar menerima perbedaan. Ketika kita dan orang baru dapat saling mentolerir perbedaan-perbedaan kita. Maka beruntunglah kita mendapat keramah-tamahan sebuah persahabatan. Hal ini berlaku sebaliknya, jika kita berbeda maka jangan heran orang-orang akan berpaling dari kita. Mereka tetap menjadi teman, tetapi cukup hanya di batas itu. Semua tampak terlihat seperti sementara karena ujungnya perantau akan berpisah dengan cerita-cerita bersama sahabat dan teman-temannya. Maka merantaulah agar kamu tahu makna sebuah persahabatan dan rasa sakitnya perpisahan.

Malang, 6 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unspoken (Terminal Arjosari)

Malang, 4 Maret 2017 sekitar Pukul 05.00 WIB. Kosan Teman Dapat telepon untuk bangun sekitar jam 04.00 WIB dari Ria read:nama samaran .  Ini dikarenakan malamnya aku menjanjikan untuk mengantar dia ke Terminal Arjosari dikarenakan dia ada acara di Surabaya. Padahal tidur baru sekitar dua jam, dan itu jujur susah sekali membuat tubuh dan otak berkompromi. Akhirnya aku tidur lagi. Tidak berapa lama dapat telepon kembali. Dan akhirnya aku bener-bener meniatkan bangun. Langsung ambil jilbab dan cari kunci motor. Pada saat itu pula aku menuju rumah Ria.  Jalan Kumandang adzan pun mulai terdengar bersaut-sautan. Sempat terpikir di pikiran, semisal mau sholat di rumah Ria. Tetapi ketika sampai di depan rumah, dikarenakan ternyata Ria buru-buru. Akhirnya ya sudah aku memutuskan untuk sholatnya sehabis mengantar dia. Ketika menuju Terminal, Ria berkata, "Aku aja yang bawa motor, km kelihatan ngantuk Nu". Tanpa berpikir dua kali, aku menyerahkan kunci ke dia. Di jalan, kita t...

Indescribable Feeling

Bicara mengenai Indescribable Feeling . Pasti semua orang pernah ngerasain itu, right? . Post ini hanya untuk have fun , meskipun ada sedikit unsur curhat (Read : Curahan Hati) . Jangan tanya alasan kenapa aku nulis ini. Anggap aja ini hanya sharing opini, kali aja berguna buat yang lagi ngerasain hal yang sama. " Love someone make us so motivated but at the same time we can feel so fool" (Nunu, 19th) Kata siapa orang pacaran cuman butuh nyaman? maybe everyone have a different point of view for this. But for me , itu ga cukup . If you have a relationship without goal and impact. Exactly, it just waste your time . Menemukan seseorang yang bisa mengerti, mengingatkan dan saling berbagi itu adalah hal yang penting. Jadi perlu win-win untuk kedua belah pihak. LOL!  I hope that you can find someone special like that. Amin

Hikmah dari Perjalanan Emosional

 “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu” (Qs. Al-Fajr: 27-30) Beberapa minggu terakhir aku sedang menonton dose of sunshine yang berkisah tentang kesehatan mental. Jujur alhamdulillah begitu banyak wawasan baru dari menontoh drama ini. Setiap episode nya mengisahkan kasus yang berbeda-beda. Dampak menonton dari drama ini, aku jadi sedikit lebih peka terhadap lingkungan, terhadap apa yang menimpaku, dan bahkan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku. Lalu entah kenapa, secara kebetulan belakangan ini banyak teman-teman yang berbagi cerita tentang tekanan dalam bekerja.. tentang batalnya pernikahan.. tentang orang tua yang menekan keinginannya ke anaknya.. tentang cinta yang terbalas dengan baik dan sebaliknya. Jadi teringat di satu waktu, seorang teman mengutarakan bahwa ia seorang bipolar. Jujur aku kaget mendengar ceritanya. Aku merasa kayak "mas...